Diharuskan Dukung Paslon Pemberi Bansos‎

‎Tak Satu Jalur, Muncul Ancaman Kelian Akan 'Mekente' Tak Terima Gaji

  04 Mei 2018 POLITIK Badung

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Kasak kusuk adanya intimidasi pihak tertentu menjelang hari penentuan Pilgub Bali 2018 kian muncul ke permukaan. Selain kasus kasepekan warga karena berbeda pilihan politik alias tak satu jalur, di Mengwitani ternyata terjadi masalah yang patut disayangkan dan menjadi perhatian semua pihak.
 
 
Salah seorang warga Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung kepada salah seorang awak media, mengaku dana hibah yang digelontorkan di daerahnya membuat situasi sosial kemasyarakatan berubah menjadi kaku. Pasalnya, saat pemberi bansos datang warga diabsen. 
 
"Yang tidak datang dikasi kode khusus. Ada kebulatan tekad untuk bansos Rp 2 M. Di banjar saya sudah bergejolak karena kebulatan tekad itu tidak boleh. Kan pemaksaan namanya," ucap salah seorang warga sembari meminta media merahasiakan namanya. 
 
Warga itu menjelaskan bahwa aparatur desa dan banjar setempat ikut terlibat dalam kebulatan tekad mendukung paslon yang diusung pemberi bansos. 
 
 
 
"Di Mengwitani saya dengar info ada ancaman para kelian tidak akan dapat gaji bila tidak memilih paslon tertentu. Bagi saya sumbangan itu hak masyarakat. Nyumbang silakan nyumbang, namun hak pilih merupakan rahasia setiap orang. Jangan digiring," sentilnya. 
 
Ditanyai apakah penggiringan memang terjadi? warga itu menjawab hal tersebut memang terjadi. "Banyak yang tahu itu. Termasuk wartawan. Tapi semua diam," tegasnya. 
 
 
Dirinya juga menyebut ada hitam di atas putih terkait kebulatan tekad di setiap desa dan banjar yang mendukung paslon yang diusung pemberi hibah dan bansos.(BB).