Bali Smart Island, Koster Masih "Bermimpi", Rai Mantra 'Sudah Berlari Jauh'

  29 April 2018 OPINI Badung

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Dalam debat publik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 di Nusa Dua, Sabtu malam (28/4) Calon Gubernur Bali nomor urut satu I Wayan Koster menyampaikan soal 'Bali Smart Island' untuk mempermudah jalannya pembangunan di Bali untuk mendukung 'one island dan one management'. 
 
 
Namun pertanyaan kritis perlu diajukan sebab belum ada rekam jejak Koster dalam menangani maupun merancang konsep smart island yang secara akademik dan praktis merupakan pengembangan dari konsep smart city atau kota cerdas.
 
Kondisi yang cukup berbeda ketika Calon Gubernur Bali nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra berbicara soal 'one smart integrated management' yang juga merupakan bagian dan penjabaran lebih jauh dari konsep smart city atau kota cerdas yang telah diterapkan di Kota Denpasar. 
 
Ibaratnya, ketika Koster masih bermimpi soal soal Bali Smart Island, Rai Mantra sudah berlari dengan konsep dan impelementasi Denpasar Smart City yang juga menjadi bagian dari Bali Smart Island.
 
Konsep Bali Smart Island disampaikan secara dangkal oleh Koster ketika memaparkan visi misinya. Begitu pula ketika Rai Mantra menanyakan lebih detail mengenai visi misi one island dan one management yang diutarakan Koster dalam debat publik ini.
 
 
“Bagaimana kaitan one island management kaitannya dengan kewenangan dan tugas-tugas pemerintah daerah sesuai UU No. 23 Tahun 2014?  Kalau kami mengusulkan one smart integrated management dimana memerlukan suatu big data untuk memastikan efektivitas, efisiensi dan juga kapasitas yang ada,” kata Rai Mantra.
 
Menjawab pertanyaan Rai Mantra, Koster mengatakan Bupati dan Walikota harus berpikir satu wilayah yang harus dikelola bersama-sama untuk menuntaskan kesejahteraan masyarakat Bali. 
 
"Dalam kaitan itu kami akan menerapkan Bali Smart Island untuk mempermudah jalannya pembangunan di Bali untuk mendukung one island dan one management," jawab Koster.
 
 
Pertanyaan kritis lainnya yang perlu diajukan adalah apakah gagasan Koster soal Bali Smart Island ini tidak terinspirasi dari keberhasilan smart city di Kota Denpasar di bawah kepemimpinan Walikota Denpasar Rai Mantra selama dua periode? Apakah Koster tidak melakukan copy paste terhadap konsep Denpasar Smart City yang memang meraih berbagai penghargaan nasional?
 
Seperti diketahui, Kota Denpasar di bawah kepemimpinan Rai Mantra berhasil meraih predikat Golden Champion pada The 2nd Indonesia Smart Nation Awards (ISNA) Smart city Tahun 2016 untuk  kategori kota besar. 
 
Di tahun 2018 ini, atas pemikiran visioner Rai Mantra, Denpasar Smart City juga meraih penghargaan peringkat pertama smart city kategori kota sedang. Sejumlah bantuan teknologi seperti CCTV dan wifi pun berdatangan dari berbagai perusahaan telekomunikasi.
 
Kota Denpasar di bawah kepemimpinan Walikota Rai Mantra juga cukup berhasil menerapkan strategi branding dan pemasaran kota.  Kota Denpasar Kota Denpasar dengan branding “The Heart Of Bali” berhasil meraih penghargaan dalam ajang City Branding dan Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2014 sebagai Runner Up 2 . 
 
Atas keberhasilan dalam city branding dan city marketing, Rai Mantra juga mampu  meraih penghargaan “Marketeers of the Year 2014” dari Indonesian Marketeers Festival (IMF) yang diselenggarakan MarkPlus, Inc. 
 
 
 
Bahkan, di tahun 2017, Rai Mantra kembali meraih dua penghargaan sekaligus dari Mark Plus, yakni kategori "Marketeers of The Year dan Best of The Best Marketeers of The Year 2017". Penghargaan ini juga tidak terlepas dari berbagai inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar  salah satunya dengan menerapkan smart city.
 
Pakar manajemen perubahan yang juga guru besar UI, Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya “Disruption” juga menyebutkan bahwa Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra cukup piawai menggerakkan roda birokrasi melalui smart city yang dicanangkan. Implementasi smart city di Kota Denpasar bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perbaikan pelayanan publik pemerintah.(BB).