Atasi Bali Krisis Air, Mantra Kerta Anjurkan Hotel Lakukan 'Water Waste Management'

  28 April 2018 POLITIK Badung

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Semakin maraknya prilaku yang tidak ramah lingkungan khususnya di wilayah urban mengakibatkan semakin terlampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan yang sudah mengarah pada degradasi. 
 
 
Parahnya kerusakan lingkungan, kemacetan, sampah, langkanya sumber daya air bersih dan masih maraknya pelanggaran peruntukan ruang sehingga dibutuhkan strategi dan program prioritas pasangan calon gubernur dan wakil gubernut Bali yang diyakini untuk menyelesaikan masalah lingkungan hidup sesuai kebijakan pembangunan berkelanjutan.
 
Menjawab pertanyaan tersebut, calon Gubernur Bali nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra mengatakan jumlah kamar hotel di Bali lebih dari 77.500. Jumlah kamar tersebut setiap hari memerlukan 160 juta hingga 240 juta liter air per hari yang diambil dari air tanah. 
 
Hal itu tentu berpotensi memicu Bali krisis air. Untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya, kata Rai Mantra, diperlukan kebijakan tegas tentang masalah penggunaan air tanah khususnya bagi para pelaku usaha pariwisata dan masyarakat. 
 
 
"Bagi hotel-hotel besar kami anjurkan menggunakan water waste management (manajemen limbah air) sehingga ada pengiritan dalam penggunaan air. Kita juga harus menjaga hutan dengan melakukan reboisasi. Kelestarian danau dan pantai juga harus dijaga," ucap Rai Mantra.
 
 
Menyangkut masalah sampah, kata Rai Mantra, harus dilakukan upaya edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah. Edukasi ini dilakukan dari tingkat dusun atau banjar yang juga harus dilengkapi dengan fasilitas bank sampah sehingga masyarakat bisa memilah dan mengolah sampah. 
 
"Dengan demikian konsep recycling, reuse dan reduce bisa bisa terpolarisasi dengan baik di masyarkat," sarannya.
 
Rai Mantra juga mengaku bersyukur dengan adanya mediasi dari Gubernur Pastika bahwa sudah ada perubahan sistem penanganan sampah dari landfill (penimbunan di tanah) dengan ke incinerator (pengolahan sampah dengan pembakaran). 
 
 
"Inilah (incinerator) yang paling tempat atasi permasalahan sampah di kota untuk menjadi energy terbarukan. Ini harus dikembangkan ke kabupaten lain di Bali," jelasnya.
 
Rai Mantra menerangkan untuk penanganan sampah juga memerlukan aksi nyata dan juga ada edukasi kepada masyarakat. "Kalau perlu kita buat nilai tukar tambah untuk sampah plastik yang bisa diolah dan hasilnya bisa digunakan membeli beras, pulsa dan lain sebagainya," terangnya.(BB).