Ini Strategi Mantra-Kerta untuk Penguatan Pasar Tradisional di Tabanan

  13 Maret 2018 OPINI Tabanan

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Tabanan. Calon Gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharnawijaya Mantra kembali blusukan ke pasar tradisional pada Selasa (13/3/2018). 
 
 
Kali ini Rai mantra mendatangi pasar tradisional Bajra, di kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. Warga yang hadir terlihat antusias menyambut kedatangan Rai Mantra.
 
Dalam kesempatan itu, Rai Mantra menyempatkan diri berdialog dengan sejumlah pedagang. Rai Mantra juga mengamati kondisi pasar setempat untuk mencarikan solusi atas persoalan yang dialami. 
 
Rai Mantra yang berpasangan dengan Ketut Sudikerta di Pilgub Bali atau dikenal dengan pasangan Mantra – Kerta memiliki program unggulan untuk penataan pasar, yaitu Revitalisasi pasar tradisional.
 
 
 
Terdapat 22 pasar desa tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tabanan. Pasar tradisional tersebut adalah Pasar Tabanan, Pasar Dauh Pala, Pasar Kediri, Pasar Pupuan, Pasar Surabrata, Pasar Bajera, Pasar Megati, Pasar Gadungan, Pasar Senganan, Pasar Kerambitan, Pasar Marga, Pasar Baturiti, Pasar Penebel, Pasar Candi Kuning (Pasar Khusus), Pasar Sayur Induk Baturiti (Pasar Khusus), Pasar Kediri, Pasar Tanah Lot (Pasar Khusus), Pasar Ulun Danu (Pasar Khusus).
 
Revitalisasi pasar sendiri sudah berhasil dijalankan selama menjadi walikota Denpasar. Untuk Tabanan, Mantra - Kerta menyiapkan sejumlah langkah jitu untuk mendorong pengembangan dan penguatan ekonomi berbasis pasar tradisional.
 
“Hal pertama yang harus dilakukan bagi pasar tradisional di Tabanan tentunya adalah revitalisasi,” kata Rai mantra. 
 
Mengacu pada pengalaman di Denpasar, revitalisasi dilakukan dengan cara pembenahan fisik, pelayanan, Sumber daya manusia dan permodalan. Terbukti di sejumlah pasar tradisional ,revitalisasi pasar berhasil mendongkrak pendapatan hingga 1.000 persen. 
 
 
 
Pasar Agung Peninjoan misalnya. Sebelum dilakukan revitalisasi pasar menyumbangkan pendapatan antara Rp200 – 300 juta tiap tahunnya. Setelah revitalisasi pendapatan per tahunnya mencapai Rp1,3 hingga 1,5 miliar.
 
“Dengan revitalisasi pasar kita berhasil menempatkan pasar tradisonal di Denpasar dalam jajaran pasar tradisional terbaik di Asia Tenggara,” kata Rai mantra. 
 
Langkah berikutnya menurut Rai Mantra adalah menjadikan pasar tradisional sebagai destinasi wisata alternatif.
 
Pasar tradisional di Bali menurut Rai Mantra adalah bagian dari aktifitas ekonomi rakyat. Di sanalah warga melakukan interaksi. Dalam tata ruang tradisional Bali, pasar merupakan ruang publik yang wajib ada di setiap desa adat.
 
“Dengan penataan  pasar bisa menjadi destinasi wisata alternatif, disanalah ruang interaksi dan basis ekonomi rakyat yang tidak ada di tempat lain,” tegasnya.(BB)