Kasus Penyerangan Tokoh Agama dan Tempat Ibadah Marak

Gelar Deklarasi Damai, Jembrana Tolak Kekerasan, Intoleransi dan Radikalisme !

  21 Februari 2018 TOKOH Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat di Jembrana sepakat untuk menjaga kerukunan, toleransi dan memperkuat silaturahmi antar umat beragama di Jembrana.
 
 
 
Ikrar tersebut terwujud di tengah maraknya kasus penyerangan terhadap tokoh agama dan tempat ibadah di sejumlah daerah di pulau Jawa. Terlebih untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah Jembrana jelang tahun politik 2018 dan 2019.
 
Hal tersebut tertuang dalam deklarasi damai Jembrana, menolak kekerasan, intoleransi dan radikalisme. Deklarasi tersebut disampaikan dalam silaturahmi dengan tokoh agama Jembrana untuk menciptakan Harkamtibmas yang kondusif khususnya wilayah Jembrana.
 
Adapun 6 poin deklarasi tersebut, pertama, bersama tokoh masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga keamanan tempat ibadah dan pemuka agama, kedua saling menjaga kerukunan antar umat beragama internal maupun antar umat agama dengan pemerintah. 
 
Ketiga, melakukan koordinasi dan kerjasama dengan aparatur pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban untuk menciptakan rasa aman dan kelancaran dalam kegiatan keagamaan.
 
Poin keempat, para pemuka agama agar memberikan nasihat atau ajakan yang menyejukkan dan menentramkan. Sehingga, tercipta kedamaian dan kerukunan kehidupan antar umat beragama dalam bingkai NKRI.
 
Lima, menjadikan Jembrana sebagai daerah terdepan dalam perlawanan terhadap paham dan tindakan yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal Ika dan NKRI. 
 
 
 
Kemudian terakhir, mengecam pelaku kekerasan, intoleransi dan radikalisme serta mengusut secara tuntas sesuai aturan hukum yang berlaku.
 
Kapolres Jembrana AKBP Priyanto Priyo Hutomo menegaskan, pertemuan dan deklarasi ini untuk memperkuat silaturahmi dan menjaga kerukunan antar umat beragama, agar betul-betul diimplementasikan khususnya di Jembrana. 
 
Karena saat ini banyak terjadi penyerangan terhadap tokoh agama dan tempat ibadah dimana  sudah terjadi 8 kali kejadian. Hal ini, menurutnya, untuk pengetahuan agar meningkatkan kewaspadaan. 
 
“Kewaspadaan tidak hanya kepolisian, namun juga dari tokoh agama yang lain dan pemerintah,” terangnya.
 
Kapolres berharap, seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat tetap menjaga komunikasi dan kepolisian tetap menjaga setiap perayaan keagamaan, diantaranya menjaga tokoh agamanya. 
 
Sehingga delapan kasus yang terjadi di luar Bali tidak terjadi di Jembrana. Terutama pada tahun politik ini, Kapolres meminta seluruh pihak tidak mudah terprovokasi dengan isu yang memancing perpecahan antara masyarakat dan antar umat beragama.
 
 
 
Kapolres menegaskan, dari sejumlah kasus yang terjadi terindikasi pelaku orang gila tetap dilakukan proses hukum pidana. Hanya saja tidak bisa diputus secara langsung bersalah, karena nantinya akan diserahkan pada hakim dalam putusannya.(BB)