Semoga Lekas Pulih! Empat Anak Panti Asuhan Terseret Arus Masih Jalani Perawatan di RSU Negara

  29 Januari 2018 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Empat dari 6 anak Panti Asuhan Widya Asih Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana yang terseret arus di Pantai Melaya Minggu (28/1) sore, hingga kini masih menjalani perawatan di RSUD Negara.
 
 
 
Meski dipastikan kondisi fisik mereka telah membaik, namun para korban dinilai masih perlu dipantau kondisi psikisnya, karena masih mengalami trauma atas petaka tersebut.
 
Pantauan Baliberkarya.com, Senin (29/1) keempat anak yang mendapat perawatan di Puskesmas I Melaya atas nama Jesica (13), Yolanda (15), Cristian Surya Dana Putra (13), dan Dodi Abdi (14), dirujuk dan kini menjalani perawatan di kamar No.5 Ruang Anggrek, RSU Negara.
 
Namun ketika hendak dikonfirmasi wartawan dan berusaha menemui para korban di dalam ruangan perawatan, sejumlah keluarga termasuk dari pihak Panti Asuhan Widya Asih, menolak memberikan keterangan. Begitu juga meminta agar tidak mengambil gambar secara langsung. Wartawan diminta mengambil gambar dari luar.
 
“Kami mohon dengan hormat, kasian anak-anak kalau masalah yang kemarin ini kembali dipublikasikan. Kami tidak bisa memberikan keterangan apapun. Yang jelas kalau memang mau mengetahui keadaan anak-anak yang masih dirawat, keadaannya sudah membaik, dan keluarga sudah datang. Itu saja yang kami minta diinformasikan. Kalau masalah yang kemarin, kami mohon atas nama keluarga agar tidak diungkit-ungkit kembali,” ujar salah satu perempuan yang mengaku sebagai Penanggungjawab Panti Asuhan Widya Asih yang enggan disebutkan identitasnya ini ditimpali sejumlah keluarga para korban, Senin 29 Januari 2018.
 
 
 
Sementara Direktur UPTD RSU Negara, dr I Made Dwipayana, yang dikonfirmasi mengatakan, keempat korban datang dengan keadaan lemas, namun kini secara kondisi fisiknya sudah membaik. 
 
Cairan air laut yang sempat masuk ke paru-paru juga dipastikan sudah berkurang, dan tidak sampai menimbulkan gangguan secara fisik. Namun masih ada sisa-sisa cairan, tetapi  tidak ada masalah. 
 
"Nafas mereka sudah bagus. Sisa-sisa cairan itu nanti akan terserap oleh tubuh mereka. Malah bahaya kalau disedot,” katanya.
 
Berkaca terhadap kondisi secara fisik, kata dr Dwipayana, sebenarnya keempat anak-anak tersebut sudah dapat menjalani rawat jalan. Hanya saja, pihaknya masih melakukan rawat inap, karena masih mengalami trauma. 
 
“Kami masih pantau secara psikis. Hanya masih trauma, namanya anak-anak masih ada rasa takut. Kadang masih merasa ngeri dan pusing karena trauma itu. Jadi sementara masih kami rawat biar mereka sampai tenang. Karena kalau kondisi psikis belum tenang di rumah, kami khawatir terjadi hal-hal tidak diinginkan,” ujarnya.
 
Namun sesuai komunikasinya dengan Dokter Spesialias Anak yang menangani keempat anak-anak tersebut,  gangguan secara psikis mereka sudah agak membaik. Mereka diketahui sudah mulai dapat bercanda, meskipun belum senormal biasanya. 
 
 
 
“Kalau hari ini sudah semakin baik lagi kondisi psikisnya, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Sekarang masih tergantung kondisi psikisnya. Tetapi perkiraan, besok memang sudah bisa pulang,” tambahnya.
 
Menurutnya, waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan trauma anak-anak tersebut, memang sangat relatif. Tergantung dari kondisi lingkungan sekitar. Kalau lingkungan kondusif, tidak sampai sebulan sudah bisa normal kembali.
 
"Untuk sementara, kami minta jangan dulu diingatkan kejadiannya, diajak ke laut, ke sungai, kadang mandi di kamar mandi bisa masih takut. Yang pasti nanti kalau nanti di Panti bisa memberikan suasana nyaman, cepat bagi anak untuk pulih,” pungkasnya.(BB)