Baaruu Diperbaikiii !! DPRD Bali Sidak Bendungan Titab yang Retak

  10 Desember 2017 TOKOH Buleleng

baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Buleleng. Menindaklanjuti mengenai kejadian semburan dan retakan yang terjadi di Bendungan Titab-Ularan, Buleleng, pada Jumat (8/12/2017) kemarin, Komisi III DPRD Bali langsung menggelar sidak ke bendungan tersebut. 
 
Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Komisi III,  I Nengah Tamba beserta anggota lainnya,  diterima  Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida I Ketut Jayada,  didampingi Putu Dudana (Satker Bendungan),  Yubra Arnasa (PPK Bendungan Titab) dan Pancarasa (Kepala Teknik Bendungan).
 
 
 
Terungkap, pada awal pembangunan bendungan ini memiliki 4 fungsi yaitu  irigasi,  sumber air baku, pembangkit listrik dan pariwisata.  "Untuk saat ini manfaat yang sudah sangat dirasakan adalah bendungan ini mampu menahan banjir di wilayah hilir bendungan yang sering menjadi langganan banjir.  Selain itu untuk irigasi pada musim kemarau bendungan ini sangat membantu karena tetap mampu mengalirkan air," kata Jayada. Ditambahkan untuk air baku dari bendungan Titab nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan "burana" (Buleleng-Jembrana).
 
Anggota Dewan, Nyoman Suyasa menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada laporan yang masuk ke Dewan terkait tindak lanjut setelah terjadi peristiwa letupan dan retakan di Bendungan Titab.
 
Terkait peristiwa retakan di bendungan Titab yang terjadi, menurut Jayada, merupakan hal yang normal terjadi karena fisik bendungan yang baru masih mencari komposisi yang pas. Sedangkan peristiwa letupan atau semburan terjadi karena ada instrumen dalam terowongan pembuangan air di bendungan yang mengalami kerusakan. 
 
"Untuk memastikan hal ini pihak Balai sudah melakukan evaluasi dan pengecekan instrumen dan sudah selesai diperbaiki pada tanggal 26 Nopember 2017," ungkap Jayada.
 
Setelah perbaikan selesai kondisi bendungan Titab dievaluasi ulang oleh Komisi Keamanan Bendungan, dan diberikan rekomendasi untuk melakukan pengisian kembali air dalam bendungan.
 
 
 
Pada 29 Nopember 2017, bendungan mulai diisi kembali secara bertahap. Sampai saat ini dilaporkan sudah terisi 3,7 juta kubik air. Jika diisi penuh dapat menampung 13 juta kubik air.  Ketinggian air saat ini mencapai 32 meter dari dasar bendungan. Jika terisi penuh bendungan akan terisi air dengan ketinggian 162 m dari dasar bendungan.
 
Setiap tahap pengisian air akan dilakukan evaluasi untuk menilai keamanan dan kekuatan bendungan.
 
Anggota Dewan yang lain, Wayan Adnyana menanyakan berapa besaran air yang masuk ke bendungan. "Berdasarkan hasil yg dihitung Balai, air masuk ke bendungan sebesar 4500 l/detik sumber yang sangat besar," kata Jayada. 
 
Dijelaskan juga untuk sementara untuk pembangkit listrik alat-alatnya sedang dilakukan lelang di pusat. Besaran anggaran yang sudah diserap oleh pembangunan bendungan ini sebesar Rp 483 miliar yang seluruhnya  merupakan anggaran APBN.
 
 
Kadek Diana, anggota Komisi III, mengharapkan agar dengan pembangunan bendungan ini mampu memberikan manfaat pada penduduk sekitar. Pihaknya menekankan aspek keamanan saat pengisian kembali. 
 
"Jangan ada peristiwa lain lagi  terjadi yang dapat membuat masyarakat di hilir bendungan merasa tidak aman," kata Diana yang diamini Wayan Adnyana.
 
Adnyana meminta agar Balai selalu memberikan laporan terkait perkembangan Bendungan Titab sampai saatnya nanti bendungan terisi penuh.(BB)