Hadiri Upacara Metatah Krama Desa Unggahan Buleleng, Wagub Sudikerta Jadi 'Sangging'

  19 November 2017 TOKOH Buleleng

baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Buleleng. Minggu (19/11/2017) Wagub Ketut Sudikerta menghadiri upacara manusa yadnya metatah (ritual potong gigi) massal dan berkesempatan mendapat penghormatan sebagai 'Sangging' pada upacara yang diselenggarakan oleh krama dadia Kerta Jaya, Banjar Semega, Desa Unggahan, Seririt, Buleleng.
 
Dalam sambrama wacananya (sambutan,red), Wagub Sudikerta menyampaikan apresiasi atas rasa kebersamaan serta semangat gotong royong masyarakat yang dilakukan dalam wujud pelaksanaan metatah secara masal (bersama-sama). Dengan dilaksanakannya upacara secara massal, Sudikerta berharap selain dapat meringankan biaya pelaksanaan upacara, kegiatan ini juga dapat menumbuhkan rasa persatuan serta semangat gotong royong antar krama yang terlibat.
 
 
“Dengan pelaksanaan upacara secara massal, maka warga yang mampu bisa membantu yang kurang mampu, dengan demikian akan tumbuh rasa kebersamaan diantara krama. Meski upacara dilakukan secara sederhana, namun tidak akan mengurangi makna dari upacara itu sendiri asal sarana dalam sesajen tersebut lengkap sesuai termuat dalam sastra agama,” jelas Sudikerta.
 
 
 
Lebih jauh, Wagub Sudikerta menjelaskan makna upacara metatah yang bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang menurut ajaran Hindu dikenal dengan istilah sad ripu, dan upacara ini merupakan salah satu upacara manusa yadnya yang wajib dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali yang baru menginjak usia remaja. Krama dan panitia karya pun kembali diingatkan agar dalam melaksanakan yadnya hendaknya dilakukan dengan tulus iklas dan tidak berlebihan apalagi sampai membebani krama.
 
Sementara itu Kelian Adat Semega Kadek Arsika menjelaskan pelaksanaan upacara yang baru pertama kali digelar secara massal tersebut diikuti sekira 33 orang yang berasal dari 4 Banjar di seputaran Desa Unggahan yakni Banjar Semega,  Banjar Bale Agung, Banjar Celagi dan Banjar Lebah Sari. Terkait pembiayaan, menurutnya masing-masing peserta dikenakan biaya sekira 2 Juta rupiah. Ia pun berharap upacara yang digelar secara massal tersebut dapat meringankan beban krama.(BB)