Pembibitan Sapi Bali tak Bisa Sepenuhnya Diserahkan ke Petani. Ini Saran Profesor IPB!

  12 Juli 2017 TOKOH Nasional

baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Pansus Pengelolaan Sapi DPRD Bali dipimpin Ketua Pansus I Nyoman Parta, SH melakukan kunjungan kerja ke Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Rabu (12/7/2017).

Secara khusus mereka diterima para profesor dan pakar ternak seperti Dr. Ir Rudy Priyanto , Dr. Ir Asnath Maria Fuah, MS, Prof. I Komang G. Wiryawan, Dr. Ir. Asep Sudarman., M.RurSc., Prof. Dr. Dewi A Astuti, Dr. Jakaria, S.Pt, M.Si, dan Dr. Rudi amAfnan, S.Pt., MSc. Agr. 

Ketua Pansus menyampaikan tujuan pembentukan Perda Pengelolaan Sapi adalah pelestarian dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat peternak sapi.

BACA JUGA:

Di satu sisi daging sapi bali bahkan tidak mau diterima oleh hotel-hotel di Bali sendiri. Hal ini sangat ironis dengan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sapi bali. "Padahal sapi bali banyak memiliki kelebihan seperti bisa hidup disemua daerah dan dagingnya sangat padat dan empuk," kata Parta.   

Menurutnya, sapi bali bisa melahirkan sampai 13 kali dibandingkan sapi luar negeri yang hanya mampu sampai 3 - 4 kali saja melahirkan.                    

Para profesor dan pakar IPB menyarankan agar sapi bali diberikan suplemen tambahan untuk menambah kualitas dagingnya. Makanya di Bali perlu juga didirikan atau diadakan pabrik pakan ternak.

"Pembibitan sapi bali tidak bisa diserahkan ke petani dan harus diambilalih oleh pemerintah atau pihak swasta," saran salah seorang profesor. Ditambahkan, bibit sapi masih murni harus dijual mahal dengan kualitas yang bagus dan unggul.  

Ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sapi yaitu penggemukan, pembiakan dan pembibitan.(BB)