Wagub Sudikerta Dorong Sinergitas Semua Pihak Dalam Pemberantasan Rabies

  30 Mei 2017 TOKOH Denpasar

Humas Provinsi Bali

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berdiskusi dengan para akademisi dari Universitas Udayana dan Universitas Minnesota terkait pennaggulangan Rabies di Provinsi Bali di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (30/5/2017).

“Rabies hingga saat ini masih menjadi masalah bagi kita semua. Saya berharap para akademisi dapat mencarikan solusi serta langkah konkrit penanggulangan rabies berdasarkan pada hasil- hasil kajian serta penelitian yang dilakukan, “imbuhnya.

Sudikerta menambahkan salah satu persoalan mendasar dari penanggulangan rabies adalah masih tingginya populasi dari pada  anjing liar serta masih sulitnya mengontrol perkembang biakan anjing liar tersebut. Untuk itu sangat perlu dicarikan solusi terkait upaya mengontrol populasi anjing-anjing liar tersebut.

Disamping itu, upaya edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat yang memelihara hewan khususnya anjing dan kucing perlu terus diintensifkan sehingga masyarakat sadar akan bahaya penularan rabies dan memelihara hewan peliharaannya dengan baik dan tidak diliarkan.

“Kedepannya diperlukan regulasi yang jelas  tentang kepemilikan hewan peliharaan khususnya hewan penular rabies. Dengan berbagai upaya yang ditempuh dan komitmen kita bersama,  saya harap Bali bisa segera  bebas dari rabies, “tuturnya.

BACA JUGA :

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian yang diwakilkan oleh Direktur Kesehatan Hewan drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D bahwasannya rabies adalah penyakit  yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis) yang utama dan mengingat besarnya ancaman penyakit tersebut sehingga program pencegahan dan pengendalian serta pemberantasnnya menjadi hal yang penting.

Untuk itu pencegahan, pengendalian dan pemberantasan memerlukan  kebijakan nasional seperti  vaksinasi massal secara berkelanjutan, disamping pengendalian populasi anjing serta strategi informasi dan edukasi kepada masyarakat. “Keberhasilan program dipengaruhi oleh seluruh masyarakat baik itu perilaku pemilik hewan, penyediaan logistik serta pemahaman masyarakat  untuk  lebih bertanggung jawab atas hewan mereka, “imbuhnya.

Fadjar menambahkan adanya komitmen, tujuan yang jelas, pendekatan yang tepat, landasan teknis yang kuat, aksi bersama dan tidak menyerah kalau ada masalah merupakan kunci utama dalam memberantas rabies.

Dalam kesempatan ini pihaknya juga menyampaikan apresiasinya atas kinerja Pemprov Bali dan jajarannya dalam pemberantasan rabies yang dilakukan dengan berbagai aksi nyata diantaranya dengan kampanye vaksinasi masal serta manajemen terhadap  populasi anjing. Dengan kerjasama semua elemen, pihaknya optimis Bali bisa bebas rabies.

Sementara itu  Koordinator Indonesia One Health University Network (INDOHUN) Prof. drh. Wiku Adisasmito,M.Sc,PhD bahwasannya INDOHUN menaungi fakultas kedokteran, kedokteran hewan dan kesehatan masyarakat dari 20 Universitas di Indonesia ini memberi perhatian tinggi terhadap upaya untuk menurunkan bahkan memberantas rabies khususnya di Bali mengingat Bali adalah tujuan pariwisata dunia.

Dengan pertemuan ini diharapkan akan menghasilkan berbagai solusi serta langkah nyata dalam upaya penanganan rabies di Bali pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Acara juga diisi dengan diskusi panel dengan menhadirkan para pembicara diantaranya Dr. Jeff Bender Direktur One Healtah Workforce Project Universitas Minnesota, Prof. Dr. Lertrak Srikitjakran dari Fakultas Kedkteran Hewan Chiang mai University serta kunjungan lapangan ke Desa Pejeng Gianyar terkait program pengendalian rabies. (BB/prov)