Pasupati Bendera Partai, Perindo Bali Didesak Minta Maaf

  27 April 2017 POLITIK Denpasar

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. DPP Peradah Indonesia Bali menyikapi kegiatan pasupati bendera Partai Perindo yang berlangsung di Pura Gunung Kawi, Tampaksiring, Gianyar, Selasa (25/4/2017).
 
Pernyataan sikap DPP Peradah Indonesia Bali dikeluarkan Kamis (27/4/2017) dan ditandatangani Kwtua dan Sekretaris DPP Peradah Bali, Ida Ayu Made Purnamaningsih, S.Sos.dan I Komang  Agus Widiantara, S.Sos. Berikut isi pernyataan sikap tersebut.
 
Menyikapi pemberitaan salah satu media online di Bali Suaradewata.com  pada berita berjudul “Pasupati Bendera Perindo di Pura Gunung Kawi”, Selasa (25/4) di media bersangkutan dan saat ini menuai polemik dikalangan umat Hindu khususnya pengguna media sosial (netizen) di Bali.  Dengan ini, kami dari DPP Peradah Indonesia Bali menyampaikan nota protes pada DPW Partai Perindo Bali.
 
Adapun yang melatarbelakangi keberatan tersebut yakni :
 
1.      Pura Gunung Kawi yang terletak di Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar merupakan salah satu pura Dang Kahyangan  yang disucikan oleh umat Hindu tak hanya bagi umat di Gianyar tapi di seluruh Bali. Pura ini dibangun untuk pemujaan para dewa terutama dewa wisnu  sekaligus jejak peradaban Rsi Markandeya dalam menyebarkan agama Hindu. Sampai Saat ini pura ini ditujukan untuk kegiatan dan aktivitas upacara keagamaan, bukan untuk kegiatan lainnya. Apalagi bersifat politik praktis.
 
2.       Upacara Pasupati Bendera Partai Perindo yang difasilitasi oleh DPW Partai Perindo Bali tak beretika, tak pantas dan tak  elok menggunakan ruang suci dan sakral tempat ibadah dalam hal ini Pura Gunung Kawi sebagai “panggung” kontestasi politik terselubung apapun alasannya. Apalagi  hanya untuk mencari simpati publik.
 
3.       Menyayangkan para kader Perindo di Bali pada kegiatan tersebut yang nota bene sebagain besar adalah umat Hindu.  Seyogianya, sebagai tuan rumah,  lahir, tinggal dan hidup di Bali paham mengenai kearifan lokal, kultur dan spirit Bali. Namun, dari kegiatan yang digelar seolah tak bisa  membedakan antara aktivitas keagamaan dan politik. Rasionalitas, akal sehat, dan nalar luntur  hanya untuk membangun pencitraan dan eksistensi Parpol.
 
4.      Penggunaan istilah pasupati pada bendera partai juga kurang pantas. Pasupati memiliki makna mistisme yang mendalam. Sarat dengan nilai kearifan lokal  dan spiritualitas di Bali. Pasupati menekankan  proses sakralisasi sebuah benda sehingga memiliki keuatan magis atau supranatural. 
 
Pasupati indentik dilakukan pada sarana, perangkat spiritual atau tempat yang disucikan  oleh umat Hindu di Bali. Apa yang dilakukan oleh Partai Perindo tentu diluar pada lazimnya. Kami nilai ini sebagai sebuah pelecehan spiritual atas  simbol agama Hindu  karena memanfaatkan ruang tempat suci untuk tujuan politis.
 
Oleh karena itu Kami dari DPP Peradah Indonesia Bali selain mengajukan protes/keberatan dan perlu segera ditindaklanjuti  yakni:
1.      Mendesak agar DPW Partai Perindo Bali  meminta maaf kepada umat Hindu di Bali khususnya Gianyar karena telah menggunakan Pura Gunung Kawi sebagai “aktivitas” politik yang tak lain telah melecehkan simbol dan tempat ibadah agama Hindu.
2.       Mendesak PHDI Bali untuk memberikan peringatan keras dan   tegas kepada DPW Partai Perindo Bali atas aktivitas yang tak seharusnya dilakukan di tempat ibadah.
3.      Meminta kepada PHDI Bali agar menghimbau kepada seluruh parpol di Bali/Ormas/Kelompok masyarakat agar tidak memanfaatkan tempat suci untuk kepentingan politik praktis, meskipun  dalam bentuk/kemasan apapun. 
4.      Meminta kepada PHDI Bali menghimpau kepada para bendesa adat, prajuru adat,  para rohaniawan Hindu, tokoh masyarakat agar berhati-hati/selektif  kepada siapapun yang memanfaatkan pura untuk tujuan politis.
5.      Mendesak  kepada aparat untuk menindak tegas jajaran pengurus DPW Partai Perindo Bali sesuai dengan UU yang berlaku.(BB)