Parah Ne! Jembrana Rawan Rabies, Kok Stok Serum Anti Rabies Kosong

  10 Maret 2017 KESEHATAN Jembrana

Istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo dan Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana telah ditetapkan sebagai zona merah rabies pasca ditemukannya dua kali kasus gigitan postif rabies dalam dua bulan terakhir ini.

Dengan ditetapkannya dua desa tersebut sebagai zona merah rabies, secara otomatis Jembrana tergolong rawan penularan Rabies.

BACA JUGA : Hati-hati! Ternyata, Jembrana Kini Rawan Rabies

Untuk mengatasi ini segala upaya telah dilakukan instansi terkait, termasuk melakukan vaksinasi terhadap anjing peliharaan dan eliminasi terhadap anjing liar.

Sayangnya, usaha untuk mengatasi rawan rabies di Jembrana tersebut masih terkendala teknis, yakni  ketidaktersediaan kebutuhan farmasi untuk penanganan korban gigitan positif rabies dengan resiko tinggi berupa Serum Anti Rabies (SAR).

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana hingga kini belum mendapatkan pasokan SAR padahal Jembrana tergolong rawan penularan rabies.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dr. I Putu Suasta dikonfirmasi Jumat (10/3) mengaku sampai saat ini stok SAR untuk penanganan korban gigitan positif rabies masih kosong.

BACA JUGA : Siswi SMAN 2 Mendoyo 'YN' Dikabarkan Hilang Bersama Pacar. Tapi Ternyata?

Kosongnya stok SAR ini dikatakannya sudah terjadi sejak September 2016 lalu. Dijelaskannya bahwa stok SAR terakhir yang dimilikinya sudah expired (kadaluwarsa) per-31 Agustus 2016.

Sehingga stok SAR yang saat itu sebanyak empat botol sudah tidak bisa digunakan lagi. Sejak saat itu juga belum ada produk baru yang didistribusikan, bahkan pihaknya yang saat itu melaksanakan pengadaan tidak memperoleh pasokan SAR.

"Kami terpaksa mengembalikan dana ratusan juta rupiah ke kas daerah (silpa)," jelas Suasta, Jumat (10/3/2017).

BACA JUGA : Beh! Bonsai, Tupai dan Kura-Kura Bulus Diselundupkan dari Jawa ke Bali

Kondisi ketidaktersediaan SAR tersebut menurutnya terjadi sampai saat ini dan tidak hanya di Jembrana saja, kelangkaan SAR juga diketahui terjadi diseluruh Indonesia.

Padahal SAR sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa korban gigitan positif dengan resiko tinggi yaitu gigitan pada bagian tubuh bahu keatas yang dekat otak serta ujung jari tangan dan ujung jari yang merupakan titik simpul saraf.(BB).