Masyarakat Bangli Rata-rata Tempuh Pendidikan 6,9 Tahun. Itu Kata Bupati Bangli!

  05 Maret 2017 PERISTIWA Bangli

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Bangli. Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum.,M.Kn, mengatakan saat ini lamanya pendidikan masyarakat Bangli masih di bawah rata-rata Provinsi Bali yakni ada pada angka 6,9 tahun. Jika dirata-ratakan lamanya pendidikan masyarakat Bangli baru menyelesaikan Sekolah Dasar dan baru duduk di kelas satu Sekolah Menengah Pertama. Oleh karenanya semua pihak harus terlibat dan bergerak mengejar ketertinggalan untuk meningkatkan pendidikan di Kabupaten Bangli.  Hal ini disampaikan Bupati Made Gianyar saat membuka  membuka Konfrensi Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)  Bangli Tahun 2017 di Gedung BMB Kantor Bupati Bangli, Sabtu (4/3/2017).  
                
Lebih lanjut Bupati Made Gianyar mengatakan, guru merupakan garda terdepan dalam kemajuan pendidikan. Oleh karenanya guru harus bisa membangun midset agar tidak keluar dari jalur dan eksistensi sebagai seorang pendidik.  Seperti halnya kereta api yang seharusnya berjalan direl ingin berjalan di jalan raya tentu akan berakibat buruk  pada jalan maupun si kereta api sendiri. “Sehingga Kalau jadi guru,  jadilah guru  yang baik untuk memajukan pendidikan. Jangan jadi guru berprilaku bukan seperti guru. Seorang guru harus berjalan pada trek yang benar untuk kemajuan pendidikan”terangnya.
 
Disampaikan juga, jika dilihat dari tugas seorang guru, guru merupakan brahmana dizaman kekinian yang mencari kemuliaan dengan cara mencerdaskan generasi penerus bangsa melalui pendidikan formal. Sebagai seorang pendidik, lanjut Bupati Made Giayar, guru hendaknya senantiasa menambah wasawan serta mampu menjadi pentransfer ilmu yang baik kepada peserta didik. Karena akan menjadi sia-sia jika seorang guru pintar tetapi tidak baik dalam transfer ilmu kepada siswa. “Ini yang harus diseimbangkan, gurunya pintar transfer ilmunya juga baik”terangnya.
 
Pada kesempatan itu Bupati Made Gianyar juga menekankan untuk memajukan pendidikan di Bangli, para guru hendaknya jangan malu untuk meniru. Kalau kita belum bisa membuat metode yang baru, tidak salah kita meniru metode yang sudah baik.  Seperti halnya perhitungan dua kali dua, itu kan bukan kita yang menciptakan, tetapi kita menirukan yang sudah ada. “Untuk kemajuan pendidikan di Bangli, kita jangan pernah malu untuk meniru daerah lain yang pendidikannya lebih baik”pintanya.
 
Seperti halnya Kabupaten Bangli lanjut Bupati Made Gianyar, Bangli juga sedang  meniru program daerah lain yang akan memberikan beasiswa satu juta setiap bulannya bagi warga Bangli yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang sudah menjali kerjasama dengan Pemkab Bangli seperti Unud, Undisha, ISI, IHDN, UGM, ITS, IPB dan STP Nusa Dua, dengan syarat tidak mendapat beasiswa lainnya.
 
Sementara itu Ketua PGRI Provinsi Bali Dr. I Gede Wenten Aryasuda, M.Pd mengatakan ada tiga hal yang wajib dibahas dalam Konfrensi Kabupaten PGRI Bangli yakni, evaluasi dan laporan program kerja yang sudah berjalan, menyusun program kerja baru dan memilih pengurus baru. Menurutnya, dari ketiga agenda ini biasanya pemilihan pengurus baru yang paling mencuat kepermukaan karena  jauh jauh hari sudah melakukan kegiatan penjaringan calon pengurus. Dalam penjaringan dan pembentukan pengurus baru, minimal  30 % wajib dari perempuan. 
 
Disampaikan juga, di tahun 2017 ini organisasi PGRI sudah memasuki usia 72 tahun. Semangat usia 72 tahun ini diharapkan bisa dijadikan pijakan bagi PGRI Bangli untuk selalu .mendukung program Pemkab Bangli utamanya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan hal-hal lain kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. “Kita himbau PGRI Bangli bisa selalu bersinegi dengan Pemkab Bangli untuk meningkatkan pendidikan di Kabupaten Bangli,”pungkasnya.(BB).