Klungkung Jadi Percontohan Penanganan ODGJ

  02 Maret 2017 PERISTIWA Klungkung

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Guru besar psikiatri Unud Prof.Dr. Ni Luh Ketut Suryani menemui Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta Kamis (2/3/2017). Profesor yang juga pendiri Suryani Institute ini menemui Bupati Suwirta di ruang kerjanya guna menyampaikan keinginannya untuk menjalin kerja sama dalam penanganan kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), utamanya ODGJ berat yang mengalami pemasungan.
 
 
“Pemkab Klungkung yang kami tahu memiliki perhatian besar dalam pemberdayaan dan penanganan para disabilitas akan kami jadikan pilot project atau percontohan dalam penanganan para ODGJ ini,” ungkap Prof Suryani.   
 
Dirinya juga menyatakan sangat prihatin atas penanganan yang dilakukan para keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita ODGJ, utamanya penderita ODGJ berat yang memperlakukan penderita ODGJ dengan dipasung. Menurutnya perlakuan seperti itu sangatlah tidak manusiawi.
 
“Penderita ODGJ sangat mebutuhkan kasih saying, tidak cukup hanya dengan pengobatan apalagi sampai dipasung, hal itu sangat salah untuk dilakukan,” ujar Prof Suryanni.
 
 
Melalui pertemuan itu, Prof Suryani mengajak Pemkab Klungkung untuk bersama sama melakukan soosialisasi penanganan ODGJ yang baik dan benar. Dirinya juga akan siap untuk memberkan ilmu dan pelatihan kepada dinas sosial dalam menangani ODGJ.
 
Bupati Suwirta yang didampingi Kadis Kesehatan dr. Made Adi Swapadni mengatakan menyambut baik ajakan kerja sama ini. Bupati Suwrita mengatakan bahwa dibawah kepemimpinannya, para penyandang disabilitas akan selalu menjadi perhatian dan akan diberdayakan, seperti program program yang selama ini telah berjalan dimana sejumlah penyandang disabilitas telah dibantu dengan pelatihan dan diberikan modal peralatan untuk usaha. Sedangkan untuk penderita ODGJ yang telah terdata selalu diperhatikan oleh para petugas kesehatan dimasing masing desa.
 
“Selama melakukan bedah desa  sampai pada desa ke 28 yang telah ditelusuri, belum ditemukan ODGJ yang dipasung, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada yang dipasung, namun  dalam bedah desa pernah ditemui penderita ODGJ yang dikurung dalam ruangan tertutup dan tidak dirawat keluarganya,” ujar Bupati Suwirta.
 
 
Melalui kerjasama dengan Suryani Institute ini dihharapkan pengetahuan dan perlakuan masyarakat terhadap ODGJ akan lebih baik dan manusiawi. Selanjutnya Bupati Suwirta akan memerintahkan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk menggelar sosialisasi dan pertemuan denganpara kepala desa dan keluarga dengan ODGJ dalam program Bebas Pasung. Selain itu para tenaga kesehatan akan diberikan pelatihan oleh pihak Suryani Institute tentang tata cara penangan ODGJ sertamenciptakan program dalam penanganan penderita ODGJ. (BB)