Agar Kasus Kejahatan & Pemerkosaan Tak Terulang, Ini Resep Jitu Kapolres

  14 Januari 2017 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Terungkapnya kasus pemerkosaan di Jembrana yang dilakukan oleh I Gusti Putu AW (24), buruh serabutan asal Banjar Tegalasih, Desa Batuagung, Jembrana terhadap Ni Made MJA, gadis dibawah umur yang masih berstatus siswi di salah satu SMK Swasta asal Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, mendapat atensi khusus Kapolres Jembrana.

Agar kasus serupa dan kasus kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual tidak terjadi lagi, Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo menghimbau kepada masyarakat Jembrana untuk perlunya sinergisitas semua komponen dalam upaya penanggulangan/pencegahan.

BACA JUGA : Buruh Berhasil 'Setubuhi' Gadis Dibawah Umur. Kisah Lengkapnya Terungkap Dalam Rekonstruksi Ini!


Menurut Kapolres Jembrana, tidak bisa hanya mengandalkan aparat kepolisian karena jumlah rasio polisi dengan masyarakat masih jauh dari cukup. Namun perlu kebersamaan pengawasan secara berkesinambungan.

Kebersamaan pengawasan tersebut meliputi unsur Polri, TNI, Pemerintah Daerah, Sekolah, Lingkungan dan terpenting adalah pengawasan orang tua dalam rumah tangga.

"Jika semua komponen terlibat dalam pengawasan ini maka tidak ada kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Meskipun niat melakukan kejahatan itu ada tapi kalau kesempatan tidak ada perbuatan tidak bisa terjadi," terang Kapolres AKBP Djoni Widodo, Sabtu (14/1/2016).

 

 

BACA JUGA : Buruh Pakai Strategi Berhasil 'Setubuhi' Siswi SMA Jembrana. Begini Kronologisnya!


Pengawasan kepada anak menurut Kapolres diharapkan lebih optimal dilakukan oleh orang tua di rumah. Mengingat waktu kosong anak lebih banyak di rumah karena waktu menempuh pendidikan sangat terbatas.

Pemantauan perkembangan anak setiap saat juga sangat perlu dilakukan oleh orang tua sehingga orang tua paham dengan perkembangan anak. Demikian halnya batasi dan awasi aktivitas anak di waktu malam hari. Jika perlu larang anak keluar malam hingga larut jika keperluannya tidak jelas dan penting.

"Apalagi kejahatan itu lebih banyak terjadi pada malam hari. Ini yang patut diperhatikan oleh orang tua," jelas Kapolres.

BACA JUGA : Agar Bisa Setubuhi Made, Gus Ade Gunakan Trik Ini Dalam Melancarkan Aksinya


Lanjut Kapolres, jika semua komponen terlibat menjaga kamtibmas, niscaya akan tercipta situasi yang kondusif dan aman di masyarakat. Termasuk kejahatan/kekerasan terhadap anak bisa ditekan sekecil mungkin.

"Belakangan ini angka kejahatan/kekerasan sudah jauh menurun. Jangan sampai di tahun ini meningkat gara-gara semua kompenen tidak mau bersinergi menjaga kamtibmas," tutup Kapolres Jembrana.(BB).