(Kisruh Angkutan Online Tak Berkesudahan di Bali)

DPD Perwakilan Bali Minta Kominfo Segera Blokir Aplikasi Angkutan Online

  11 Januari 2017 PERISTIWA Denpasar

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Aksi demo sopir transport lokal Bali secara besar-besaran hingga sempat melumpuhkan lalu lintas dan akses dikawasan Bandara Ngurah Rai yang digelar Selasa, (10/1) kemarin mendapat perhatian serius dari Anggota DPD RI Perwakilan Bali di Renon, Denpasar.

Salah satu Anggota DPD RI Perwakilan Bali, Kadek Arimbawa menyatakan miris melihat polemik terkait taksi online yang seolah tidak berkesudahan. Senator DPD RI yang akrab dsapa Lolak itu mengaku kini kembali mengirim surat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia untuk kedua kalinya agar segera melakukan pemblokiran aplikasi angkutan online baik Grab, Uber, dan GoCar di regional wilayah Bali.


Sebagaimana diketahui, Gubernur Bali telah mengeluarkan Surat Edaran No 551/2783/DPIK tanggal 26 Pebruari 2016 tentang Larangan Taksi Uber dan Grab Car. Namun menurut Arimbawa, surat tersebut tidak terlaksana dengan optimal.


"Bagaimana mau di stop kalau aplikasinya masih bisa diakses dan iklan-iklannya masih bisa kita lihat bertebaran secara online maupun lewat baliho dan spanduk-spanduk," ucap Arimbawa saat dihubungi awak media, Rabu (11/1/2017).

Untuk itu, Anggota Komite II DPD RI yang membidangi persoalan transportasi itu menegaskan bahwa Menkominfo harusnya segera bersikap tegas dan memperhatikan kondisi yang berkembang di Bali. Ia pun menyatakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika harus segera melakukan pemblokiran aplikasi taki online ilegal di wilayah regional Bali, jika tidak mau berimbas terhadap pariwisata Bali yang bisa lumpuh akibat aksi demo yang berkepanjangan.


“Kalau saya lihat ada semacam saling lempar bola antara Kementerian Kominfo RI dengan Dinas Perhubungan dan Kominfo Provinsi Bali, sehingga semua pihak harus bersikap tegas. Jangan dibiarkan berlarut-larut seperti ini, karena yang rugi jelas masyarakat, terutama para pelaku transport lokal di Bali," tegas Arimbawa.

BACA JUGA: Dukungan untuk Adi Wiryatama Maju Pilgub Bali Makin Menguat


Arimbawa yang sudah berhasil memperjuangkan anggaran Jembatan Kuning di Nusa Lembongan itu juga menyoroti pengelola taksi online di Bali yang sampai saat ini belum memenuhi aspek perijinan yang sudah ditentukan oleh Undang-Undang yang diatur oleh Peraturan Menteri (PM) Perhubungan No.32/2016.


Parahnya lagi, kata Arimbawa, dengan iklan yang begitu leluasa dipasang di berbagai titik menyebabkan polemik ini semakin berkepanjangan dan malah menganggap enteng Surat Edaran Gubernur Bali.

Terkait aksi damai "turun kabeh" yang akan digelar aliansi gabungan sopir taksi dan transportasi lokal se-Bali, Arimbawa mengharapkan para sopir lokal Bali bisa terus menjaga ketertiban dan kenyamanan. Terlebih aksi tersebut digelar di titik vital yang menjadi akses menuju Bandara Ngurah Rai, Tuban yang merupakan wilayah strategis dan pintu masuk Bali. Oleh karena itu, pemerintah pusat harus segera bersikap dengan memutuskan segera memblokir aplikasi angkutan online berbasis Grab, Uber dan GoCar di Bali.



Sebelumnya diketahui, ancaman aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali membuktikan aksinya turun kabeh untuk menutup akses jalan menuju Bandara Ngurah Rai, Tuban, Selasa (10/1/2017) kemarin.


Bahkan ribuan sopir yang bernaung dibawah aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali itu, langsung turun ke jalan untuk menggelar aksi damai menuntut diblokirnya aplikasi angkutan online berbasis Grab, Uber maupun GoCar sehingga akses bandara lumpuh total.


Aksi unjuk rasa ribuan anggota dari seluruh aliansi transport lokal dimulai sejak pagi hari di kawasan Patung Dewa Ruci, Kuta dan dijaga aparat dari Polsek Kuta dan beberapa petugas polisi berpakaian bebas.

Aksi aksi penolakan angkutan online baik Grab, Uber, maupun GoCar digelar oleh Alstar B, Aspaba, Persotab, CBD, Lohjinawi, Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai, PSBD, Kowinu Bali, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, UBD, Sanur Bersatu, Airport Bali Trans itu langsung melumpuhkan akses ke Bandara Ngurah Rai beberapa jam termasuk di kawasan bypass dan underpass (jalan bawah tanah) di dekat areal Patung Dewa Ruci.(BB).