Pernah Sakit Sariawan? Ini Penjelasan Lengkap Penyebab Sariawan

  21 Desember 2016 KESEHATAN Nasional

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Sariawan merupakan penyakit mulut yang umum terjadi dan menyerang 25% dari populasi berbagai kalangan usia, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Sariawan lebih sering menyerang "wanita dewasa muda" serta masyarakat menengah atas akibat faktor stres.
 
Sariawan merupakan luka ringan yang dapat sembuh sendiri (self-limiting disease) dalam waktu 10-14 hari untuk sariawan jenis kecil ringan (minor) dan empat minggu untuk jenis yang berat (major). 
 
Walaupun penyakit ringan, sariawan dapat mengganggu penderita sehingga mempengaruhi kualitas hidup kesehariannya. Sakit sariawan cukup menggangu aktifitas sehari-hari, terutama ketika hendak makan. 
 
Faktor penyebab sariawan antara lain trauma (tergigit/sikat gigi/kawat gigi), genetik, berhenti merokok, perubahan hormon, stres, dan defisiensi nutrisi.
 
Rahmi Amtha dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti mengungkapkan yang menyebabkan orang terkena sariawan itu biasanya disebabkan oleh beberapa faktor (multi-faktorial). Secara awam orang tahunya semua luka dalam mulut namanya adalah sariawan. 
 
Kalau berfikir hanya sariawan biasa, seseorang sering cenderung mengabaikan. Sesungguhnya sariawan hanya menggambarkan adanya kondisi luka pada jaringan lunak mulut yang sering menimbulkan rasa sakit.
 
"Dalam bahasa kedokteran sariawan dikenal dengan nama stomatitis aftosa. Luka seperti stomatitis aftosa mirip dengan sariawan yang disebabkan karena akibat infeksi, auto-imun, reaksi alergi, dan lain-lain. Hal ini harus dibedakan dengan luka atau sariawan yang terjadi karena latar belakang trauma. Baik trauma fisik, psikis, trauma termal ataupun trauma kimia," jelas Rahmi.
 
Namun pada umumnya, orang terkena sariawan karena daya tahan tubuh yang rendah. Juga dapat karena rendahnya nutrisi yang masuk. Ini yang bisa mengakibatkan sariawan terjadi secara berulang-ulang. 
 
Sementara, cara pengobatannya harus melihat secara detil faktor penyebab sariawan tersebut. Baru bisa melakukan rencana perawatan yang komprehensif sehingga bisa sembuh total.(BB/inilah).
 
Baliberkarya.com - Nasional. Sariawan merupakan penyakit mulut yang umum terjadi dan menyerang 25% dari populasi berbagai kalangan usia, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Sariawan lebih sering menyerang "wanita dewasa muda" serta masyarakat menengah atas akibat faktor stres.
 
Sariawan merupakan luka ringan yang dapat sembuh sendiri (self-limiting disease) dalam waktu 10-14 hari untuk sariawan jenis kecil ringan (minor) dan empat minggu untuk jenis yang berat (major). 
 
Walaupun penyakit ringan, sariawan dapat mengganggu penderita sehingga mempengaruhi kualitas hidup kesehariannya. Sakit sariawan cukup menggangu aktifitas sehari-hari, terutama ketika hendak makan. 
 
Faktor penyebab sariawan antara lain trauma (tergigit/sikat gigi/kawat gigi), genetik, berhenti merokok, perubahan hormon, stres, dan defisiensi nutrisi.
 
Rahmi Amtha dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti mengungkapkan yang menyebabkan orang terkena sariawan itu biasanya disebabkan oleh beberapa faktor (multi-faktorial). Secara awam orang tahunya semua luka dalam mulut namanya adalah sariawan. 
 
Kalau berfikir hanya sariawan biasa, seseorang sering cenderung mengabaikan. Sesungguhnya sariawan hanya menggambarkan adanya kondisi luka pada jaringan lunak mulut yang sering menimbulkan rasa sakit.
 
"Dalam bahasa kedokteran sariawan dikenal dengan nama stomatitis aftosa. Luka seperti stomatitis aftosa mirip dengan sariawan yang disebabkan karena akibat infeksi, auto-imun, reaksi alergi, dan lain-lain. Hal ini harus dibedakan dengan luka atau sariawan yang terjadi karena latar belakang trauma. Baik trauma fisik, psikis, trauma termal ataupun trauma kimia," jelas Rahmi.
 
Namun pada umumnya, orang terkena sariawan karena daya tahan tubuh yang rendah. Juga dapat karena rendahnya nutrisi yang masuk. Ini yang bisa mengakibatkan sariawan terjadi secara berulang-ulang. 
 
Sementara, cara pengobatannya harus melihat secara detil faktor penyebab sariawan tersebut. Baru bisa melakukan rencana perawatan yang komprehensif sehingga bisa sembuh total.(BB/inilah).