Disepakati, Cegah Alih Fungsi Lahan dan Jadikan Subak di Kota Denpasar Tetap Lestari

  15 Desember 2016 PERISTIWA Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Dalam upaya pengembangan Subak untuk mewujudkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kota Denpasar, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Denpasar bekerja sama dengan tim akademis serta SKPD terkait merancang kegiatan Kawasan Subak Lestari meliputi Subak Umadesa, Subak Anggabaya, Subak Umalayu, Subak Intaran Barat, dan Subak Intaran Timur yang disingkat (Made Ayu Intan). Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Gede Ambara Putra saat membuka Seminar Pembentukan Subak Lestari Kota Denpasar pada Kamis (15/12/2016) di Gedung Wanita Santhi Graha Denpasar. 
 
Pesatnya pertumbuhan pendudukan di Kota Denpasar memberi dampak tingginya tingkat alih fungsi lahan di Kota Denpasar. Sehingga lahan pertanian semakin sempit dan produki pertanian semakin menurun, sedangkan tingkat kebutuhan komoditi pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. “Untuk mencegah alih fungsi lahan, kita mencoba mengembangkan menjadi subak lestari. Sehingga dalam kegiatan subak lestari ini kita ada hak dan kewajiban antara pengelola subak dan pemerintah,” ujar Ambara. 
 
Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas petani, lebih lanjut Ambara Putra dalam penggarapan Subak Lestari kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita mengadakan gerakan Smart City yakni SKPD terkait juga terlibat sehingga kita bisa saling bersinergi dan bersama-sama dalam pengembangan subak lestari kedepannya. 
 
Ia mengatakan, Luas lahan pertanian basah maupun kering di Kota Denpasar sekitar 2.485 hektar.  Dengan seminar subak lestari ini kita berharap dapat mengatasi permasalahan yang ada, kita akan terapkan awig-awig di subak lestari. “Boleh menjual lahan pertanian tapi tidak untuk alih fungsi, melainkan tetap sebagai lahan pertanian,” tegas Ambara.
 
Disamping itu, Ambara mengatakan dalam menggarap subak lestari kita ada Mou , antara penjual beras dengan pekaseh seluruh Kota Denpasar untuk membeli gabah petani. Untuk panen tahun 2017 petani yang menjual langsung ke penyosohan beras sesuai dengan harga pasar akan mendapat tambahan harga sebanyak 200 rupiah perkilo. Karena Kota Denpasar memiliki lembaga usaha ekonomi pedesaan, bantuan seperti pemberian kredit lunak khusus petani Kota Denpasar. 
 
Kedepannya, Ambara menambahkan atas saran Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra kalo bisa semua anak petani dapat beasiswa sampai kuliah, selain itu petani diberi asuransi sehingga petani bisa bekerja dengan fokus. Melalui seminar ini kita berharap mendapat masukan dari tokoh-tokoh pertanian sebagai acuan untuk kedepannya Subak di Kota Denpasar menjadi semakin baik.
 
Ketua Panitia Seminar IB. Mayun Suryawangsa mengatakan, Seminar ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensi Subak dengan menekan alih fungsi lahan dalam upaya meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian khususnya Kota Denpasar serta mampu memberikan nilai tambah kepada petani. Seminar Subak Lestari ini juga dihadiri kurang lebih 100 orang yang terdiri dari SKPD terkait,Akademisi, Tokoh masyarakat, Pekaseh, dan kelompok tani di Kota Denpasar. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan penandatanganan Mou yang dilakukan antara Pekaseh dengan Penyosohan Beras. (BB)