Ternyata Ini Penyebab Banjir di Kaliakah Sesuai Pengecekan Tamba-Kembang

  12 November 2016 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Banjir besar yang terjadi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat merendam ratusan rumah warga ternyata menggugah hati Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali dari Partai Demokrat I Nengah Tamba.
 
Tamba dengan menggandeng Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan tampak sangat mesra turun ke lokasi banjir guna mencari biang kerok hingga air sungai Kaliakah tersebut meluap di saat turun hujan deras.
 
Dewan kelahiran Banjar Peh, Desa Kaliakah, Negara ini dalam pengecekan tersebut juga menggandeng pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida Denpasar yang langsung di hadiri Kepala Balai Ketut Jayada dan beberapa stafnya, Perbekel Kaliakah serta puluhan warga setempat serta aparat kepolisian.
 
Dalam pengecekan tersebut diketahui biang kerok banjir tersebut adalah keberadaan bendungan Kaliakah yang sudah tidak layak digunakan saat sekarang dan harus segera dibongkar agar tidak terjadi banjir lagi jika hujan deras turun.
 
 
"Kondisi bendungan yang dibangun puluhan tahun lalu konstruksi sangat tidak layak. Dimana kita lihat bendungan tersebut terdiri dari banyak pintu air yang ukurannya kecil-kecil, sehingga menjadi penyebab air sungai meluap," ucap Tamba
 
Dengan bendungan memiliki pintu air yang banyak dan ukurannya sangat kecil, lanjut Tamba, akan dapat memicu terjadinya penumpukan sampah kiriman dari hulu sehingga menjadi tersumbat dan air sungai meluap. 
 
Terlebih jika petugas penjaga pintu bendungan telat membuka pintu sehingga menambah keluar air sungai meluap hingga ke rumah-rumah warga.
 
"Pintu-pintu airnya harus segera di bongkar tidak perlu banyak pintu, cukup satu pintu saja untuk mengalirkan air ke Subak Baluk. Tapi dibuatkan semacam tanggul pembendung air agar alirannya tidak langsung," jelas Tamba. 
 
Dalam kesempatan tersebut, Tamba dengan tegas meminta pihak balai yang hadir segera menindak lanjuti pembongkaran pintu bendungan tersebut agar tidak terjadi banjir besar seperti beberapa waktu lalu.
 
"Di sini hampir tiap tahun terjadi banjir dan lima tahun terakhir ini banjirnya cukup besar dan ternyata penyebabnya bendungan ini. Kami minta pihak balai segera menanganinya karena saya sebagai warga Kaliakah malu jika banjir terus," ungkap Tamba.
 
Terkait hal tersebut, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Ketut Jayada mengatakan, bendungan Kaliakah tersebut dulunya memang dibangun pihak balai. Namun, mengacu aturan bendungan hanya mengaliri 60 hektar sawah maka pengelolaannya telah diserahkan ke Pemkab Jembrana.
 
 
"Jadi sekarang masalah pembongkaran menjadi kewenangan Pemkab Jembrana. Silahkan Pemkab Jembrana yang menindaklanjuti, balai siap membantu," tegasnnya.
 
Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengaku prihatin dengan bencana banjir yang terus terjadi di Desa Kaliakah.
 
Karena itu pihaknya akan segera menindaklanjutinya karena bendungan Kaliakah itu sudah menjadi kewenangan Pemkab Jembrana, tentunya pihaknya akan bersinergi dengan pihak balai dalam penanganan termasuk kemungkinan untuk menyiapkan anggaran perbaikan meskipun tidak sepenuhnya. 
 
"Yang jelas kedepan dalam penanganannya kami akan besinergi dengan pihak provinsi dan pemerintah pusat," pungkasnya. (BB).