Gile! Dimas Kanjeng Tukar Rp300 Juta Dengan Jimat Ini

  03 Oktober 2016 PERISTIWA Nasional

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Kepala Depo Tanjung Perak Surabaya, Kasianto (52) warga Tambak Asri No 13, Krembangan, Surabaya di tahun 2012 juga ikut menyetorkan uang sebesar Rp 300 juta ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
 
Di awal bulan Maret 2015, Kasianto meninggal dunia. Ketika keluarga korban mendengarkan adanya berita penangkapan Dimas Kanjeng, akhirnya Winu Sunarsono (35), kakak korban, mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
 
Dari laporan itu, Winu membawa barang bukti terdiri dari kotak kayu berisi selembar uang kertas negara Thailand pecahan 1.000, tiga lembar uang kertas negara Korea pecahan 5.000, beberapa uang negara lain, selembar kuitansi mahar korban, sebundel berkas akta notaris, dan selembar foto Dimas Kanjeng bersama Presiden Joko Widodo. Kotak tersebut diduga sebagai mesin penggandaan uang.
 
 
Ternyata barang bukti yang sudah diberikan Dimas Kanjeng ke Kasianto tidak hanya itu saja. Melainkan tujuh buah wifik/jimat, dua buah kantong macan, sehelai selendang warna hijau dan hitam, dua bilah keris, kotak hitam kecil berisi batu akik, gelang wirid, kitab stanmbul, botol kecil minyak wangi, dan botol kecil berisi butiran mani gajah serta puluhan perhiasan emas palsu juga dibawa.
 
Sementara itu, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Takdir Mattanete membenarkan pihaknya telah menerima laporan mengenai pengikut Dimas Kanjeng yang tertipu. "Tapi untuk selanjutnya kasus akan kami koordinasikan sama penyidik Polda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Takdir, Senin (3/10/2016).
 
Sedangkan dari keterangan keluarga bahwa dua bulan sebelum korban meninggal, sempat bercerita kepada istrinya jika dia sudah menyetor uang Rp 300 juta kepada Dimas Kanjeng dan ke depannya uangnya akan segera dikembalikan lagi dengan jumlah berlipat.
 
Kasianto meminta istrinya untuk datang ke padepokan Dimas Kanjeng untuk mengambil uangnya. "Tetapi sampai sekarang, uang tidak pernah ada," ungkapnya.(BB/beritajatim).