Ternyata! Abah Elyas Guru dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi

  03 Oktober 2016 PERISTIWA Nasional

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Dimas Kanjeng Taat Pribadi mempunyai guru di Mojokerto yakni Abah Elyas. Almarhum Abah Elyas merupakan warga Perum Japan Raya, Jalan Abiyasa No 17, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
 
Anak tiri almarhum Abah Elyas, Nur Kholis (33) membenarkan, jika Kanjeng Dimas Taat Pribadi berguru kepada ayah tirinya tersebut.
 
"Iya memang benar tapi sejak kapan, saya sendiri tidak tahu. Karena saya baru kesini tahun 2004. Ibu saya juga, istri ketiga Abah. Dengan ibu saya tidak punya anak," ungkapnya, Senin (3/10/2016).
 
Dia menjelaskan, saat Almarhum Abah Elyas masih ada, Dimas Kanjeng Taat Pribadi selalu memberi kabar jauh hari sebelumnya. Namun saat Kanjeng Dimas datang, lanjut Nur Kholis, seluruh penghuni rumah diminta keluar rumah sehingga ia mengaku tidak tahu apa yang dipelajari Kanjeng Dimas.
 
 
"Kalau Kanjeng Dimas datang, kita semua diminta keluar rumah jadi saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Hanya Abah dan Kanjeng Dimas serta beberapa pengikutnya di dalam rumah. Kanjeng Dimas sendiri kalau kesini, tidak pernah sendiri. Kalau kesini, cuma pakai celana pendek saja, tidak seperti pakaian yang dipakai sekarang," katanya.
 
Nur Kholis menuturkan saat Abah Elyas meninggal pada 10 Juli 2009 lalu, Kanjeng Dimas masih sering ke Mojokerto. Setelah meninggal, rumah Almarhum Abah Elyas di Mojokerto digunakan untuk istiqosah ratusan pengikut Abah Elyas, termasuk Kanjeng Dimas.
 
"Seperti saat Abah masih ada, sebelum kesini Kanjeng Dimas selalu telepon dulu. Saya sendiri tidak kenal dengan dia, kalau kesini saya cuma salaman saja. Tidak pernah ngobrol berhadap-hadapan sama dia. Saya pulang ke Mojokerto tahun 2004, karena sebelumnya saya di Sampang," tuturnya.
 
Nur Kholis menjelaskan, setelah Abah Elyas meninggal, Kanjeng Dimas jika berkunjung ke Mojokerto hanya saat istiqosah saja. Menurutnya, setelah ikut istiqosah, Kanjeng Dimas biasanya makan dan langsung pulang yang kemudian diikuti para pengikutnya.
 
"Kalau kesini tidak lama, setelah selesai ya pulang. Istiqosah terakhir Desember 2015 lalu tapi Kanjeng Dimas tidak datang. Istiqosah disini digelar lima bulan sekali dan memang banyak yang ikut. Ada 1.000 orang yang ikut istiqosah, sampai di jalan-jalan," jelasnya.(BB/beritajatim).