Hermawan Kartajaya Gugah Semangat Enterpreneurship Jajaran Birokrat Bali

  07 Agustus 2016 OPINI Denpasar

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Serangkaian memperingati Hari Jadi Provinsi Bali ke-58, Gubernur Made Mangku Pastika secara khusus mendatangkan pakar marketing Hermawan Kartajaya untuk menggugah semangat enterpreneurship di kalangan birokrasi. Ceramah umum yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Sabtu (6/8) dan mengusung tema ‘Bali Menjual Apa, Bagaimana dan Untuk Apa?’ diikuti Pejabat seluruh struktural eselon I,II,III dan IV di Lingkungan Pemprov Bali.
 
 
Mengawali ceramahnya, pakar pemasaran kelas dunia itu mengakui bahwa upaya membangun jiwa entrepreneurship di kalangan birokrat atau ASN bukanlah hal yang mudah. Menurutnya hal itu disebabkan tiga faktor yaitu dalam dunia birokrasi tak ada saingan, tak pernah bangkrut dan tak mudah dipecat. 
 
 
Namun demikian, upaya menananamkan semangat enterpreneurship tetap harus dilakukan sejalan dengan gerakan reformasi birokrasi yang diwacanakan belakangan ini. Guna mewujudkan hal tersebut, Hermawan  menegaskan  perlunya gerakan perubahan yang dimulai dari level pimpinan.
 
 
Menurut dia, ada tiga prinsip enterpreneurship yang dapat diterapkan di jajaran birokrasi yaitu jeli melihat kesempatan atau peluang, berani mengambil resiko serta selalu mengedepankan semangat kerjasama. "Kalau tidak bisa menerapkan tiga hal itu, ya saudara akan menjadi beban bagi lembaga," ujarnya. Selain itu, pencetus teori marketing 3.0 ini juga mendorong jajaran birokrat untuk meningkatkan produktifitas dan kreatifitas. "Kalau belum bisa kreatif, paling tidak produktif dulu deh," tandasnya. 
 
 
Jika teori tersebut dapat diaktualisasikan, dia optimis jiwa kewirausahaan akan tumbuh di jajaran birokrat. Dalam kesempatan itu, Hermawan mengingatkan pula bahwa entrepreneurship tak selalu identik dengan pemasaran, namun lebih ke strategi menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
 
 
Secara umum, Hermawan Kartajaya banyak menyinggung strategi marketing yang dibutuhkan Bali dalam menghadapi persaingan yang makin ketat di bidang kepariwisataan. Kata dia, hal pertama yang mesti diperhatikan adalah jeli melihat perkembangan tanda-tanda jaman. Dia pun lantas mencontohkan kekuatan marketing melalui film. "Ada film AADC 2 yang booming dan membawa efek positif pada Kota Yogyakarta yang dijadikan lokasi syuting. Popularitas BJ Habibie juga meningkat karena film," ujarnya.
 
 
Fakta itu membuktikan bahwa film merupakan sebuah media yang sangat efektif dalam dunia marketing.  Bahkan, ujar Hermawan, ada negara yang berani membayar agar dapat dijadikan lokasi pengambilan gambar sebuah film. "Bali meski bersyukur karena tanpa membayar, sudah menjadi lokasi syuting Film Hollywood Eat Pray and Love. Itu luar biasa," paparnya.
 
 
Selain jeli melihat tanda-tanda jaman, Hermawan juga menguraikan bahwa masa depan dunia marketing ada pada tiga kelompok yaitu youth , women dan netizen. Mereka, ujar Hermawan merupakan kelompok potensial dalam dunia marketing dewasa ini. 
 
 
"Tiga kelompok itu harus serius digarap karena memiliki prospek yang luar biasa," tuturnya. Selain mencermati objek potensial dalam pemasaran, Hermawan juga mencontohkan tiga negara yang dapat menjadi rujukan dalam penerapan strategi marketing. “Korea Selatan unggul dalam enterpreneurship, Tiongkok menang dalam produktifitas dan Amerika dikenal dengan kreatifitasnya,” bebernya.
 
 
Sementara itu, Gubernur Pastika dalam sambutan singkatnya berharap jajarannya memetik manfaat dari paparan yang diberikan seorang pakar pemasaran kelas dunia . "Saya berharap, apa yang diberikan Pak Hermawan menjadi bekal bagi jajaran ASN dalam bekerja agar tak nyasar dan salah arah," terangnya.  
 
 
Menurut dia, sudah tak jamannya peringatan hari jadi diisi dengan kegiatan seperti tarik tambang, lomba balap karung atau sejenisnya. Kegiatan semacam itu, ujar Pastika, sudah tidak relevan dilaksanakan di tengah tantangan yang makin besar dewasa ini. Karena itu, sejak beberapa tahun terakhir, Pemprov Bali rutin mengundang sejumlah pakar untuk memberi ceramah bagi jajaran birokrat. 
 
 
“Tujuannya agar kita semua membuka wawasan karena masa depan Bali ada di tangan kita,” ujar Pastika.(BB)