Dihadiri Wagub Sudikerta, Krama Mengwitani Ngaben 108 Kerangka Jenazah

  14 Juli 2016 PERISTIWA Badung

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Ajaran Tri Kaya Parisudha merupakan 3 hal mendasar yang menjadi landasan umat Hindu dalam menjalani kehidupan. Tiga hal yang menjadi keutamaan dalam ajaran tersebut  meliputi berpikir yang bersih dan suci (Manacika), berkata yang benar (Wacika) dan berbuat yang jujur (Kayika). Tidak saja dalam kehidupan keseharian, Tri Kaya Parisuda  juga harus dikembangkan krama dalam melaksanakan yadnya.                  
 
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali saat menghadiri upacara yadnya Karya Atma Wedana lan Manusa Yadnya Desa Adat Mengwitani yang didampingi oleh Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahtaraan Rakyat Ketut WIja, bertempat di Pura Dalem Bererong, Desa Mengwitani, Kabupaten Badung, Kamis (14/7/2016).
 
Sudikerta meminta agar krama dalam melaksanakan yadnya mengedepankan kerja sama dan bergotong royong yang didasari rasa tulus dan iklas dan pikiran yang jernih sebagai bakti kepada leluhur dan Ida Sang Hyang  Widi sebagai sang pencipta. “Mari jaga pikiran , perkataan dan perbuatan kita dengan baik agar yadnya yang dilaksanakan bisa berlangsung dengan lancar,” ujarnya.  
 
Ia juga mengingatkan bahwa kesempatan menjadi manusia adalah sungguh-sungguh utama, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik. “Mari mengembangkan kebaikan pada sesama, karena menolong orang lain adalah menolong diri sendiri. Tidak kebaikan yang sia sia,” ujarnya
 
Sementara itu, Ketua Panitia karya I Nyoman Suardana mengucapkan terimakasih atas kehadiran Wagub Sudikerta serta pencerahan yang diberikan. Ia mengungkapkan bahwa, karya atma wedana tersebut rutin dijalankan krama Desa setiap 5 tahun sekali, disamping merupakan tradisi desa adat setempat juga upacara yang dilaksanakan secara massal tersbeut, juga dinilai mampu meringankan beban masyarakat dalam menyelenggarakan sebuah upacara.  
 
Lebih lanjut, Ia melaporkan bahwa upacara tersebut telah dilaksanakan sejak tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan 15 Juli 2016, dengan jumlah sawa 108, mesangih/metatah berjumlah 25 orang serta mepetik/tutug kelih sebanyak 112 orang. Sedangkan sumber dana yang diperoleh untuk penyelenggaraan karya tersebut, berasal dari dana punia masyarakat setempat, serta dana punia dari Pemerintah Daerah Kabupaten. Ia berharap, karya tersebut dapat berjalan lancar sampai puncak karya tanggal 15 Juli 2016. (BB).