2020, Pariwisata Sumbang Devisa Tertinggi dan Penghasil Lapangan Kerja Terbesar

  17 Juni 2016 EKONOMI Nasional

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Anggota parlemen meyakini di 2020 mendatang, sektor pariwisata bakal menempati urutan tertinggi penyumbang devisa negara dan penghasil lapangan kerja. 
 
Saya percaya di 2020 sektor pariwisata paling berpotensi menjadi primadona dan urutan tertinggi penyumbang devisa. Datanya ada dan konkret. Tiga tahun terakhir semua sektor usaha mengalami penurunan. Tetapi tidak bagi pariwisata. Justru naik signifikan, papar Ketua Komisi X Teuku Riefky Harsya, di Jakarta, Kamis (16/6/2016). 
 
Dia berpegang pada data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam tiga tahun terakhir pariwisata Indonesia memang menunjukkan trend kenaikan di saat komoditas lain justru menurun. Minyak dan gas bumi misalnya. Angka US$32,633.2 yang sempat diraih pada 2013, turun ke US$18,906.7 di 2015. Batu bara juga sama. Pemasukan US$24,501.4 di 2013, turun ke US$16,359.6. Minyak kelapa sawit juga mengalami nasib serupa. Dari US$15,839.1 yang didulang pada 2013, angkanya turun menjadi US$15,485.0 di 2015. 
 
Trend penurunan sejumlah komoditas tadi sangat kontras bila dibandingkan dengan devisa yang disumbang pariwisata. Di 2013, pariwisata hanya bisa menyumbang devisa sebesar US$ 10,054.1. Sementara pada 2015, angkanya mampu menembus US$ 11,629.9. 
 
Hampir semua negara mulai sadar, sektor pariwisata paling strategis. Potensi mendapatkan devisa sangat mudah dan menyenangkan. Karena itu, Riefky pun mengimbau kepada Kepala Daerah, terutama Gubernur, Bupati dan Walikota, dalam mengambil kebijakan politik anggaran daerah untuk lebih mempertimbangkan tentang pengembangan potensi pariwisata. 
 
Kalau daerah ingin cepat membuka lapangan pekerjaan baru, dan cepat meningkatkan pendapatan asli daerah, solusinya ya pengembangan pariwisata. Lihat saja Kota Guilin di Tiongkok. Sebelum reformasi ekonomi Tiongkok, kawasan ini merupakan daerah miskin. 
 
Setelah Den Xiaoping mencoba mengintegrasikan masryarakat dengan pariwisata, fokus kepada adventure travel, cultural travel dan eco-tourism, perekonomian Guilin langsung naik. Sekarang bahkan menjadi satu dari empat kota rekomendasi WTO dalam tujuan pariwisata Tiongkok, beber Riefky. 
 
Saat ini, pemerintah menargetkan kontribusi sektor pariwitasa terhadap PDB nasional mencapai 13 persen di tahun 2017, dan minimal 15 persen pada 2019. Tahun 2017, sektor pariwisata juga ditargetkan menghasilkan devisa sebesar Rp200 triliun, dan pada 2019, jumlahnya dipancang mencapai Rp280 triliun pada 2019. 
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, "saat rekaman di acara Pojok Istana TVRI Senayan, Dulu, sumber ekonomi negara ini hanya dipilah menjadi dua, yakni Migas dan Non Migas. Kelak, pemilahannya berbeda tekanan, yakni menjadi Pariwisata dan Non Pariwisata,"sebut Arief Yahya. (BB/inilah)