Gubernur: Jangan Meyadnya Dengan Berhutang

  01 Juni 2016 PERISTIWA Denpasar

baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan agar pelaksanaan upacara Panca Wali Krama di Pura Ulun Danu Batur Kintamani yang rencananya akan digelar pada Oktober mendatang dilakukan dengan sederhana, tanpa mengurangi makna. “Pelaksanaan upacara harus dilakukan sesuai dengan kemampuan pengemponnya,” pesan Gubernur saat menerima Bupati Bangli I Made Gianyar  di ruang kerjanya, Rabu (1/6/2016).
 
Pastika juga mengingatkan agar hendaknya para prajuru adat baik itu kepala desa maupun bendesa adat agar dalam membuat kebijakan pelaksanaan yadnya baik itu dari segi penganggaran maupun aturan disesuaikan dengan kemampuan masyarakatnya sehingga tidak  membebani masyarakat dan bahkan jangan sampai berhutang karena hal tersebut akan membawa pemasalahan baru . 
 
“Lakukan yadnya sesuai dengan sastra, jangan berlebihan apalagi berhutang. Mari kita belajar pelan pelan agar jangan sampai yadnya yang kita lakukan menyusahkan masyarakat, “ tegasnya.  Menanggapi harapan Gubernur, Bupati Made Gianyar menyampaikan bahwasannya pelaksanaan upacara Panca Walikrama Pura Ulun Danu Batur Songan yang memiliki tujuan untuk menjaga alam Bali secara niskala ini  pelaksanaannya akan   disesuaikan  dengan arahan dari Gubernur.
Terlebih dalam ajaran Hindu upacara yadnya sudah memiliki tingkatan yaitu nista, madya dan mandala. Rencananya dilaksanakan  pada bulan Oktober dan menghabiskan dana sebesar Rp 300 juta  yang berasal dari APBD Provinsi  dan APBD Kabupaten Bangli. 
 
Dalam kesempatan tersebut, ia  juga melaporkan beberapa hal penting diantaranya penataan kawasan wisata Kintamani yang sudah dilakukan Pemkab Bangli dengan merelokasi para pedagang yang tumpah ruah di sepanjang jalan kawasan wisata kintamani secara bertahap , menata parkir serta pengalihan arus truk pengangkut pasir sehingga nantinya kawasan ini akan menjadi tertib dan wisatawan akan nyaman untuk berwisata di objek wisata Kintamani. 
 
Dalam kesempatan tersebut Bupati Bangli yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli, Kepala Desa Trunyan serta prajuru adat Desa Songan juga menyampaikan tentang rencana dari Pemkab Bangli untuk menata pemandu wisata (guide) liar yang selama ini beroperasi di kawasan wisata Desa Trunyan dengan melakukan sertifikasi bagi para guide dan tidak hanya itu potensi wisata  desa Trunyan juga akan dipromosikan melalui media online. 
 
“Jadi nanti guide tidak lagi mengejar ngejar tamu dan mereka  tersertifikasi, dengan demikian Trunyan akan semakin diminati wisatawan,” imbuhnya.  Selain penertiban guide liar di Desa Trunyan, Gianyar juga menyampaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh dua banjar yaitu Banjar Bunut dan Banjar Madya yang terletak di balik bukit Desa Trunyan di mana saat ini penduduk di kedua banjar tersebut harus menempuh jalan yang cukup jauh dengan melewatii kabupaten Buleleng atau Kabupaten Karangasem untuk bisa pergi ke Desa Trunyan. 
 
Ia berharap Pemprov dapat membantu Pemkab Bangli dalam upaya mempercepat proses ijin pembukaan lahan hutan untuk dijadikan akses jalan ke Desa Trunyan dengan lebih cepat. Menanggapi hal tersebut,  Gubernur Pastika yang dalam kesempatan tersebut didampingi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali  I GN Wiranatha, Kepala  Biro Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Kepala Biro Aset  I Ketut Adiarsa serta Kepala Biro Hukum dan Ham Setda Provinsi Bali I Wayan Sugiada menegaskan akan berupaya agar ijin pembukaan lahan hutan lindung dapat dipercepat, namun Pastika meminta pemkab Bangli untuk bersabar mengingat masih adanya kajian-kajian yang perlu dilakukan sebelum ijin dikeluarkan.  
 
“Makin cepat makin baik, tapi cepatnya harus benar, hutan harus tetap lestari  dan rakyat harus juga sejahtera, unutk itu mari kita tunggu hasil kajian, “ imbuhnya. (BB)