Metode Survei Kurang Bermanfaat bagi Golkar

  26 Mei 2016 POLITIK Nasional

Istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jakarta.Politisi Partai Golkar (PG) Ridwan Bae mengemukakan metode survei memang bagus untuk menentukan calon kepala daerah maupun calon legislatif (caleg). Namun, berdasar pengalaman selama ini, survei kurang bermanfaat bagi Golkar. Apa yang dihasilkan survei tidak sejalan dengan hasil pada pemilu atau pilkada.

"Hasil kemenangan survei tidak bermanfaat bagi kemenangan kader. Ini yang harus diperhatikan Ketua Umum baru Setya Novanto," kata Ridwan di Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Dirinya memberi contoh berbagai hasil survei pada kepemimpinan Aburizal Bakrie (ARB). Sebelum Pemilu 2014 lalu, Golkar memiliki 58 persen bupati, walikota dan gubernur di seluruh Indonesia. Dengan fakta itu, berbagai hasil survei menyebut, Golkar bakal menjadi pemenang pemilu. Faktanya, kata Ridwan, hasil pemilu 2014 menempatkan Golkar berada di peringkat kedua dengan hanya meraih 14 persen suara.

"Itu artinya tidak manfaat dengan pemilihan pemilu. Bagi kepala daerah yang bukan kader murni Golkar, mereka tidak berpikir untuk memenangkan partai. Mereka hanya berkepentingan menjadi pejabat. Setelah itu, mereka tinggalkan Golkar," jelas anggota Komisi V DPR ini.

Menurutnya, pengalaman selama ini, jika survei bagi kader sendiri dan mereka diusung menjadi calon, biasanya menang dan bermanfaat bagi partai. Namun, jika yang disurvei bukan kader sendiri, tetapi kemudian didukung atau ditetapkan sebagai calon oleh Golkar, biasanya sama sekali tidak bermanfaat.

"Ke depan, saya minta pak Ketua Umum (Setya Novanto, Red), utamakan kader sendiri. Tidak usah kader-kader dari luar yang diusung. Dengan mengutamakan kader sendiri maka tidak perlu pakai survei. Toh partai sudah mengenal kader-nya," tutur Ketua DPD I dari Propinsi Sulawesi Tenggara ini. (gb/beritasatu.com