Teliti Daun Singkong Sebagai Pewarna Alami, Dhava Raih Gelar Sarjana Teknologi Pertanian Unud

  31 Agustus 2022 PENDIDIKAN Denpasar

Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Made Ayu Dhava Vagisvari Giri Putri yang akrab disapa Dhava menggunakan Teknik Enkapsulasi untuk meneliti pewarna dari daun singkong.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Made Ayu Dhava Vagisvari Giri Putri yang akrab disapa Dhava menggunakan Teknik Enkapsulasi untuk meneliti pewarna dari daun singkong. Penelitian ini dilakukannya di bawah bimbingan Dr. Ir. Ni Made Wartini, M. P. selaku pembimbing I dan Dr. I Wayan Arnata, S. TP., M. Si selaku pembimbing II. Penelitian yang dilaksanakan ini mampu mengantarkannya mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (S.TP).

Teknik Enkapsulasi merupakan sebuah metode yang dilakukan untuk melapisi suatu bahan inti dengan tujuan melindungi komponen yang sensitif dari pengaruh lingkungan. Dalam penelitian yang dilakukan Dhava menggunakan Perbandingan Maltodekstrin-Karagenan sebagai Enkapsulan untuk melapisi bahan inti yaitu Ekstrak daun singkong yang akan digunakan sebagai pewarna alami.

Menurut informasi yang diberikan oleh Dhava, Daun singkong memiliki kandungan klorofil yang cukup tinggi sehingga berpotensi menjadi pewarna alami. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan maltodekstrin-karagenan dan konsentrasi enkapsulan terhadap karakteristik enkapsulat pewarna daun singkong sehingga didapatkan perlakuan terbaik untuk menghasilkan enkapsulat pewarna dari ekstrak daun singkong.

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan enkapsulat daun singkong yang berpotensi digunakan sebagai pewarna alami adalah daun singkong dikecilkan ukurannya lalu di blancing, setelah itu daun singkong dikeringkan dengan menggunakan oven hingga kering. Daun singkong yang telah kering dihaluskan menggunakan blender dan dikecilkan ukurannya dengan ayakan 80 mesh sehingga didapatkan bubuk daun singkong.

Bubuk daun singkong ditambahkan CaCO3 dan dilarutkan dengan pelarut aseton 85% serta di ekstraksi menggunakan metode maserasi. Setelah mengalami proses ekstraksi daun singkong di saring dan dilanjutkan dengan proses enkapsulasi menggunakan enkapsulan perbandingan maltodekstrin dan karagenan sehingga didapatkan enkapsulat pewarna daun singkong.

Selaku peneliti, Dhava melaporkan bahwa enkapsulat pewarna dari daun singkong berpotensi menjadi pewarna alami dan menggantikan pewarna sintetis. Seperti yang dikatakan sebelumnya Daun singkong memiliki kandungan klorofil yang cukup tinggi sehingga berpotensi menjadi pewarna alami.

Hasil penelitian yang didapatnya bahwa enkapsulat ekstrak daun singkong mengandung total klorofil sebesar 11,17 ppm, dimana klorofil b lebih dominan dengan kandungan klorofil b sebesar 7,74 ppm sedangkan mengandung klorofil a sebesar 3,43 ppm. Pewarna alami daun singkong ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan.(BB). 

Sumber: https://www.unud.ac.id/in/berita-fakultas1701-Gunakan-Teknik-Enkapsulasi-Mahasiswa-Prodi-TIP-FTP-Unud-Teliti-Potensi-Daun-Singkong-Sebagai-Pewarna-Alami.html