Pasar Negara Kumuh, Sadwi: Kabupaten Semestinya Malu Sebagai Pintu Masuk Bali

  08 Februari 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Anggota DPRD Kabupaten Jembrana I Ketut Sadwi Darmawan

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Rencana Revitalisasi Pasar Umum Negara yang belum disosialisasikan mendapatkan penolakan dari para pedagang di pasar, hal tersebut mendapatkan tanggapan dari Anggota DPRD Kabupaten Jembrana I Ketut Sadwi Darmawan. Dirinya menilai Kabupaten Jembrana sebagai pintu masuk Bali semestinya malu, pasar terbesar kondisinnya memprihatinkan, bangunan sudah lawas dan kondisinya jorok.

"Saya sebagai anggota DPR sangat sepakat sekali Pasar Umum Negara direvitalisasi karena sudah 2 kali kegagalan direvitalisasi. Kita tidak boleh hanya berpikir politik hanya untuk didukung membuat kebijakan yang notabene untuk kebaikan kita bersama, dan hanya memikirkan mempertahankan jabatan politik, apalagi program yang sangat bagus dan mendapatkan kucuran dana sebesar 160 miliar dari pusat ini harus ditangkap, semua daerah pasti menginginkan itu," tegasnya. Rabu (8/2/2023)

Menurutnya, rencana revitalisasi tersebut merupakan kesempatan diera sekarang dan bersyukur pemerintah pusat menggelontorkan dana untuk revitalisasi pasar. "Dalam revitalisasi pasar membutuhkan dana sangat luar biasa, sedangkan kemapuan daerah kita tidak akan bisa memprogramkan untuk memperbaiki dan memfasilitasi para pedagang, mestinya ini ditangkap, kami menyetujui itu dan mendukung pemerintah pusat merevitalisasi pasar," terangnya.

Dikatatakan Kabupaten Jembrana sebagai Smart City, lanjut Sadwi, bukan hanya dibibir saja, melainkan Smart City tersebyt diproses dari insfratruktur terutama penyediaan pasar yang terutama, karena itu akan menjadi penilaian, bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang mandiri. " Okelah kalau kita berpikir ada demo dari para pedagang itu hal biasa bagi kita. Bangunan pasar sudah kuno dan lingkungannya kotor, mereka juga sempat berdemo akan tetapi pada akhirnya mereka juga menikmatinya," katanya.

Politisi asal Asah Duren tersebut melanjutkan, yang dibutuhkan sekarang hanya bagaimana agar perputaran pedagang tidak terputus saat revitalisasi pasar. Menurutnya, banyak ada ruang kosong seperti di Peken Ijo Gading itu kosong dan tempat lainnya. "Contoh di daerah lain saat revitalisasi pasar, masyarakat terfasilitasi dalam proses penjualan pedagang. Walau pun proses kegiatannya revitalisasi masih jalan, tapi tempat yang kita sediakan untuk pedagang adalah representatif. Seperti di Pasar Ijo Gading masih ada kosong halamannya dibuatkanlah disana los sementara sambil menunggu Pasar Umum Negara selesai," jelasnya.

Sadwi memperkirakan, yang tidak setuju kebanyak yang mempunyai los banyak, dalam hal ini perlu pemerataan. Pemerintah daerah harus memikirkan bagaimana management pasar terkait dengan pembagian los juga bagaimana. "Kalau sekarang tertata semua itu, tangkaplah kesempatan ini mumpung pemerintah pusat mendanai revitalisasi pasar tersebut," ucapnya.

Pemerintah harus berpikir jangka panjangnya, kata Sadwi, sebagai pintu masuk Bali, semestinya pasar terbesar di Jembrana seharus tidak kumuh seperti sekarang. "Sekarang hanya Kabupaten Jembrana saja belum pasarnya di revitalisasi, sudah semua di kabupaten se Bali pasarnya sudah direvitalisasi. Apalagi pak bupati mencanangkan Kabupaten Jembrana sebagai Wisata City Tour dan pasar masuk dalam kategori City Tour selain Sentra Tenun sebagai pasar oleh-oleh," ungkapnya.

Lebih jelasnya ia mengatakan, penilaian pemerintah pusat, kalau pemerintah daerah yang baik, pemerintah yang memfasilitasi pasar tradisional menuju pasar modern. "Sekarang hanya dibutuhkan adalah sosialisasi bagaimana memberikan penjelasan seperti contohnya los yang terlalu kecil menurut pedagang sesuai gambar yang diajukan di pusat itu kan bisa dilakukan komunikasi

Dirinya mendukung revitalisasi di Pasar Umum Negara, itu bukan kepenting politik, memang murni dukungan program pemerintah pusat dan daerah yang sudah terjalin bagus. "Kabupaten Jembrana sekarang diprioritaskan, sirkuit All In One kita punya, selanjutnya Paramont kita akan punya di Pekutatan. Wisatawan manca negara lebih banyak cenderung pergi ke pasar, karena satu-satunya yang kelihatan adalah budaya pasar di Bali, ini semestinya harus kita dukung penu," pungkasnya. (BB)