Naas Nasib Kakek Sutengsu, Bangunan Bedah Rumah Belum Usai, Hancur Diterjang Banjir Bandang

  31 Oktober 2022 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Rumah Kakek Sutengsu yang diterjang banjir bandang

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Apes nasib warga Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan bernama Kakek Ketut Sutengsu yang selama ini sakit parah yang sebelumnya tinggal dirumah bedeg dan atas keadaanya tersebut mereka mendapatkan bantuan bedah rumah. Belum selesai pembangunan bedah rumah banjir bandang kembali menerjang rumahnya.

Harapan untuk memiliki rumah layak tinggal pupus sudah cita-citanya setelah dihantam banjir bandang yang juga menenggelamkan berberapa rumah warga lainnya yang ada di dekat sungai Bilukpoh. Selain itu warga lainnya sebelumnya mendapat bedah rumah kini hanya tinggal closet, bangunannya sudah tiada.

Saat dikonfirmasi awak media Kakek Ketut Sutengsu menuturkan, dirinya sedih melihat bangunan rumahnya yang baru mendapatkan bedah rumah. “Bedah rumah masih dalam proses pengerjaan dan tinggal menyelesaikan di bagian atap saja, akan tetapi keburu ada banjir ya hancur semua,” lirihnya. Sabtu (29/10/2022)

Akibat rumahnya hancur diterjang banjir, dikarenakan tidak mempunyai rumah lagi, dirinya mengungsi di rumah menantunya di Kelurahan Tegalcangkring. “Saya tinggal sementara di rumah menantu, sampai saat ini kami belum menengok rumah karena kondisi masih sakit,” ujarnya.

Sementara terkait posko korban banjir yang ada di Biluk Poh dan Penyaringan juga Sangkaragung masih berlangsung. Pantauan awak media, masih banyak rumah yang belum dibersihakan, dan juga banyak rumah tidak bisa ditempati lantaran hancur diterjang banjir

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, mengatakan status keadaan darurat pasca bencana banjir bandang hingga 31 Desember 2022. “Status keadaan darurat ini diperpanjang karena penanganan bencana alam di Jembrana belum selesai,” terangnya. Minggu (30/10/2022).

Lebih jelasnya Agus mengatakan, beberapa faktor seperti masih ada warga yang mengungsi dan juga proses pembersihan rumah terdampak banjir masih belum selesai. Sehingga, dengan status ini, seluruh kemampuan daerah baik itu anggaran, personel dan lainnya dikerahkan untuk penanganan darurat. "Pencabutan status darurat, kita lihat kondisi di lapangan," pungkasnya. (BB)