Mimih Dewa Ratu! Setelah Diurug Warga, Sayap Jembatan Penyaringan Jebol Kembali

  12 Februari 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto: Perebekel Penyaringan I Made Dresta bersama Danramil Kecamatan Mendoyo saat mantau Jembatan Penyaringan yang jebol

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Akibat hujan yang cukup lebat di daerah hutan Penyaringan, menyebabkan air sungai Bilukpoh kembali meluap, akibatnya sayap jembatan yang sempat jebol dan memakan korban jiwa pada saat banjir bandang tahun lalu itu kembali jebol sepanjang 4 meter, lantaran senderan penyanding jembatan disebelah barat atau sayap jembatan tidak kuat menahan gempuran air sungai dsri utara.

Putusnya satu-satunya jembatan penghubung Kelurahan Tegalcangkring dengan Desa Penyaringan, menyebabkan kembali warga Desa Penyaringan untuk yang ada di sebalh barat jembatan terisolir. Akses jalan tersebut dipergunakan warga untuk kegiatan keagamaan lantaran setra (kuburan) dan juga Pura Kahyangan Tiga berada di sebelah barat jembatan, selain itu sekolah juga kebanyakan berada di sebelah barat jembatan.

Saat dikonfirmasi awak media Perebekel Penyaringan I Made Dresta mengatakan, sayap jembatan yang jebol tersebut sebelumnya setiap hari diurug oleh warga secara swadaya agar bisa dilalui. "Jembatan ini satu-satunya jembatan yang menghubung warga Desa Penyaringan yang berada di sebelah barat sungai. Ya sekarang sudah jebol jadi kami hanya bisa menunggu bantuan dari pemerintah agar jembatan ini di perbaiki secara permanen," ujarnya. Minggu (12/2/2023)

Ia mengaku, sayap jembatan tersebut mulai dikikis air sekira pukul 18.00 wita saat hujan lebat dan air sundah membesar. Sekira pukul 01.00 wita esoknya sayap jembatan yang diurug tersebut sudah jebol. "Sekarang tidak ada harapan lagi, untuk urug lagi sudah tidak bisa lantaran badan sungai sudah membesar, sehingga kelihatan badan jembatan lebih pendek keliahatan. Pada hal saat pembuatan dulu sudah pas dengan badan sungai," terangnya.

Dirinya berharap, pada saat perbaikan nanti supaya jembatan tersebut dibangun secara permanen sehingga warga Desa Penyaringan yang tinggal di barat sungai bisa melewati jembatan tersebut. "Tadi kami sudah rapat dengan para tokoh desa dan hasilnya mereka tidak mampu lagi untuk mengurug secara swadaya. Intinya kami meminta kepada pemerintah agar dibuatkan permanen. Akses jalan ini merupakan akses Pura Kahyangan Tiga, akses untuk murid sekolah dan akses ke setra (kuburan)," pungkasnya.

Sementara salah satu warga bernama I Putu Budiartawan 50 tahun asal Banjar Tibu Tanggang, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo mengatakan, dirinya sebelumnya berangkat ke pasar melewati jalan utama, di pulangnya dirinya bermagsud melewwti jalan pntas dijembatan tersebut, akan tetapi dirinya balik lagi lantaran jembatannya jebol lagi.

"Saya tidak tahu sayap jembatan yang jebol sebelumnya dan diurug oleh warga jebol lagi, sehingga saya kembali ke jalan utama untuk pulang jadinya menempuh semakin jauh. Saya berharap jika nanti diperbaiki agar jembatan ini di perpanjang sehingga saat banjir besar datang tidak akan jebol lagi. Ini merupakan satu-satunya akses jalan yang ada disini," tandasnya. (BB)