Kesekian kalinya, Komang Narta Berhasil Juarai Lomba Sampan Tradisional

  16 Agustus 2022 OLAHRAGA Jembrana

Ket poto : Juara I Sampan Tradisional I Komang Narta

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Memeriahkan HUT RI ke -77 dan HUT Kota Negara yang ke-127, diadakan perlombaan Sampan Tradisional yang diadakan di Sungai Tibu Kleneng, tepatnya di lintasan Sungai Samblong, Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Perlombaan Sampan Tradisional tersebut sudah bertahun-tahun lamanya diselenggarakan, setiap tahunnya juga diselenggaran, hanya saja selama pandemi Covid-19 kurang lebih 3 tahun perlombaang ditiadakan.

Ditahun 2022 ini pertama kalinya diadakan perlombaan setelah pandemi diikuti oleh 72 peserta, dengan mengambil start di sebelah barat Kantor Seacorm Jembrana dengan menempuh jarak 5 km dan finis di Muara Sungai Samblong Desa Prancak, Jembrana dilepas langsung Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Perlombaang yang laksanakan sejak tahun 1990-an sejak jaman Bupati Ida Bagus Indugosa sebagai ajang bergengsi masyarakat terutama nelayan tersebut dimenangkan oleh pasangan bersaudara I Komang Narta 54 tahun berpasangan I Wayan Dela.

Saat dikonfirmasi awak media Juara I Sampan Tradisional I Komang Narta mengatakan, dirinya memang sejak remaja sudah mengikuti ajang perlombaan sampan tersebut dan langganan juara "Saya masih remaja ikut dalam perlombaan, sekitar 20 kali saya ikut perlombaan ini, astungkara selalu menjadi juara, baik itu juara I sampai 4. Untuk juara 4, saya raih pada saat sebelum covid itu pun saya tidak berpasangan dengan Wayan Dela melainkan Bersama anak saya," ungkapnya.

Terkait persiapan sebelum perlombaan, lanjut Narta, 10 hari sebelum perlombaan dirinya terus berlatih dan mengecek kesehatan seperti mengukur tensi selama 2 kali. “Selain itu, selain minum air putih secara tertur, saya juga minum ramuan tradisional selama 2 hari sekali seperti jamu, susu, telor, madu dan jahe (STMJ) itu rutin sebelum perlombaan,” terangnya. Selasa (16/08/2022)

Pria asal Samblong ini menambahkan, untuk kendala dalam mengikuti perlombaan itu menurutnya ada pada kondisi jalur lintasan yang digunakan dipenuhi sampah dan ranting-ranting. “Kondisi jalur sungai ini dipenuhi sampah, jadi susah mendayungnya. Jadi mudah-mudahan pemerintah dapat mengontrol lintasan ini, karena dipakai setiap tahunnya, ya dibersihkan, pohon yang menjulang ke sungai ditebang," bebernya.

Terkait hadiah yang sering diterima saat mengikuti perlombaan dan keluar sebagai pemenang, Narta mengaku, untuk tahun ini terjadi peningkatan nilai hadiah yang sebelum covid 3 tahun lalu dirinya mendapatkan hadiah uang sebesar Rp. 1.5 juta rupiah.

“Pada jaman bapak Winasa saya mendapatkan juara I mendapatkan uang sebesar Rp. 5 juta rupiah, setelah habis masa jabatan bapak Winasa tahun berikutnya hanya mendapatkan Rp. 1.5 juta rupiah, di tahun ini pertama kalinya setelah pandemi, kami mendapat juara I dengan hadiah uang tunai sebesar Rp. 2,5 juta rupiah. Yang penting ikut memeriahkan HUT RI dan HUT Kota Negara dan juga dapat menghibur seluruh penonton,” ucapnya.

Ditempat yang sama salah satu penonton bernama Sri 40 tahun asal Kelurahan Tegalcangkring mengatakan, dirinya setiap tahun terus mengikuti dan menonton perlombaan Sampan Tradisional. “Perlombaan di tahun ini berbeda dangan tahun sebelum pandemi, sekarang tambah meriah penonton banyak yang datang. Biarpun perlombaan waktunya molor saya semangat menantikannya dari pukul 09.00 wita, setelah dilihat ternyata airnya surut, baru pukul 10.30 wita baru airnya pasang. Saya juga menghimbau kepada tim kesehatan, agar selalu stand by di tempat finis, seperti tadi ada peserta yang pingsan karena kecapeaan,” pungkasnya. (BB)