Dampak Kenaikan Gas, Harga Makanan Basah dan Kering Melonjak Tajam

  18 Januari 2023 EKONOMI Jembrana

Ket poto : Salah satu pedagang makanan cemilan di Pasar Umum Negara

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Sejak diberlakukannya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No 63 Tahun 2022 terkait Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur No 48 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kilogam. Harga awal Rp. 14.500 ribu rupiah menjadi HET (harga eceran tertinggi) sebesar Rp. 18.000 ribu rupiah.

Kenaikan harga gas 3 kg menurut peraturan Gubernur di mulai pada tanggal 1 Januari 2023 akan tetapi lantaran menjelang hari raya Galungan dan Kuningan kenaikan harga gas disepakati mulai tanggal 16 Januari 2023. Dampak dari kenaikan tersebut beberapa makanan ringan, jajan basang dan lainnya mengalami kenaikan secara signifikan di Pasar Umum Negara.

Seperti halnya penjual makanan cemilan merasakan sekali dampak dari kenaikan tersebut, beberapa makanan cemilan seperti kacang mentik kenaikan harganya sangat tinggi, sebelumnya dari harga 145 per 5 kg menjadi 175 per 5 kg. Selain itu semua makanan cemilan lainnya harganya sudah naik sejak diberlakukannya harga gas 3 kilo.

Salah satu penjual makanan cemilan di Pasar Umum Negara IB Kade Arnawa menuturkan, Semenjak dinaikannya harga gas 5 kg, semua harga cemilan naik bahkan ada mencapai kenaikan secara signifikan.

"Banyak ada kenaikan, seperti kacang mentik hargaer 5 kg dari harga 145 sekarang menjadi 175 per bal yang isinya 5 kg. Ini. Kenaikannya gila. Semua cemilan mengalami kenaikan, yang paling kecil kenaikan harga memcapai 5 ribu rupiah," terangnya. Rabu (18/1/2023).

Disinggung pasca kenaikan harga gas 5 kg tersebut, menurutnya konsumen yang datang belanja mulai mengalami penurunan, yang biasanya penjualannya mencapai Rp. 10 juta rupiah sekarang maksimal perhari mencapai 8 juta rupiah.

Sementara salah satu pedagang jajan basar bernama Pak Haji dari Lingkungan Ketugtug mengatakan, kenaikan harga gas 3 kg menyebabkan dirinya memutar otak untuk bisa mendapat keuntungan tanpa menaikan harga dagangannya.

"Asalkan bahan lainnya tidak ikut naik, kalau bahan lainnya ikut naik seperti gula dan lainnya mau tidak mau kami menaikan harganya. Saya masih bisa mengolahnya, ya kanggoin mendapat keuntungan tipis, asalkan naiknya harga gas masih tetap tersedia, gas tidak langka," pungkasnya. (BB)